Menkominfo Minta Orari Berperan Aktif Tangkal Radikalisme
Oleh
Jumarto Yulianus
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Radio amatir menjadi sarana komunikasi penting di daerah dengan keterbatasan jaringan komunikasi, seperti di daerah perbatasan serta pulau terdepan dan terluar Indonesia. Karena itu, peran Organisasi Amatir Radio Indonesia sangat penting, terutama untuk menangkal arus radikalisme dan terorisme di daerah perbatasan.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) selama ini telah berkontribusi banyak dalam membantu masyarakat, misalnya dalam menangani bencana dan membantu kelancaran arus mudik ataupun arus balik selama Idul Fitri.
Namun, Orari juga harus memperhatikan isu-isu global dan isu-isu nasional yang mengemuka, yakni soal radikalisme dan terorisme. ”Orari harus berperan menangkal masuknya arus radikalisme dan terorisme dari luar,” ujar Rudiantara saat membuka Rapat Kerja Nasional Orari Tahun 2017 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (7/7) malam.
Saat ini, di Marawi sedang terjadi pertempuran antara Angkatan Bersenjata Filipina dan kelompok militan Maute. Daerah tersebut cukup dekat dengan Pulau Miangas di Sulawesi Utara. Ini harus menjadi perhatian bersama. Jangan sampai ada kelompok teroris dari Marawi masuk ke Miangas.
”Anggota Orari yang berada di Sulawesi Utara, khususnya di daerah perbatasan, harus berperan aktif. Kita harus memperkuat wilayah perbatasan menjadi benteng utama supaya tidak ada rembesan dari Marawi yang masuk,” ujarnya.
Dalam hal ini, menurut Rudiantara, Orari tidak bekerja sendirian, tetapi bersama-sama dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, khususnya Kemenkominfo.
”Kami akan membuat program bersama Orari untuk menangkal arus radikalisme dan terorisme di daerah perbatasan,” ujar Rudiantara.
Selain itu, Kemenkominfo juga mengajak Orari membendung konten negatif dan berita bohong di media sosial. Keterlibatan sejumlah pihak sangat diperlukan karena banyaknya masyarakat yang memiliki akun media sosial. Jumlah akun Facebook di Indonesia, misalnya, sudah lebih dari 100 juta.
Ketua Umum Orari Pusat H Abidin HH mengatakan, organisasinya merupakan perpanjangan tangan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Selama ini, Orari tidak hanya bergerak di bidang sosial kemanusiaan, tetapi juga selalu memperhatikan soal potensi arus radikalisme dan terorisme.
”Sudah menjadi tugas kami untuk menjaga stabilitas keamanan masyarakat Indonesia. Maka, kami selalu berkomunikasi dan melaporkan jika menemukan sesuatu hal. Kalau ada hal yang mencurigakan, pasti akan langsung kami lapor kepada aparat supaya ditindaklanjuti,” tuturnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Abdul Haris Makkie berharap fungsi dan peranan Orari dalam penanganan bencana dan berbagai problem sosial dapat terus ditingkatkan karena manfaatnya sangat besar bagi masyarakat. ”Mudah-mudahan Orari semakin kuat secara organisasi dan terus berperan aktif,” ucapnya.