Selama Lebaran, Jumlah Penumpang KA Meningkat 15 Persen di Daop V
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Selama masa angkutan Lebaran 2017, yaitu pada H1-10 sampai dengan H2+10 atau selama 22 hari, jumlah penumpang kereta api di Daerah Operasi V Purwokerto meningkat 15 persen dibandingkan 2016.
Manajer Humas PT Kereta Api Daerah Operasi V Purwokerto Ixfan Hendri Wintoko menyampaikan, tahun ini ada 318.380 penumpang yang berangkat dari stasiun wilayah Daop V menuju ke daop lain. Adapun untuk kedatangan dari daop lain menuju Daop V Purwokerto sebanyak 384.198 penumpang atau total berjumlah 702.578 penumpang. ”Jika dibandingkan dengan data tahun 2016 pada masa angkutan Lebaran yang sama hanya berjumlah 609.400 penumpang, artinya ada kenaikan sekitar 15 persen,” kata Ixfan, Selasa (11/7) di Purwokerto, Jawa Tengah.
Ixfan menambahkan, data okupansi penumpang selama masa angkutan Lebaran 2017 menunjukkan, okupansi tertinggi arus mudik tercatat pada 24 Juni 2017 (H1-1), yaitu 23.632 penumpang. Kemudian pada arus balik okupansi tertinggi tercatat pada 28 Juni 2017 (H2+2), yaitu 22.701 penumpang. ”Secara perhitungan rata-rata per hari, Daop V melayani sebanyak 31.000-an penumpang,” katanya.
Dengan meningkatnya okupansi setiap tahun pada masa Lebaran yang sama, ini menunjukkan tren positif orang bepergian menggunakan transportasi kereta api.
Angka okupansi pelayanan penumpang tertinggi dari ke-13 stasiun di Daop V adalah Stasiun Purwokerto dengan okupansi 222.608 penumpang, berikutnya Stasiun Kutoarjo 199.184, kemudian diikuti 11 stasiun lainya dengan rata-rata kenaikan di atas 10 persen dari tahun 2016.
”Dengan meningkatnya okupansi setiap tahun pada masa Lebaran yang sama, ini menunjukkan tren positif orang bepergian menggunakan transportasi kereta api,” ujarnya.
Menurut Ixfan, pelaksanaan masa angkutan Lebaran semua opersional kereta api berjalan sesuai rencana operasi. Kelambatan memang ada karena frekuensi kereta api cukup tinggi, khususnya di jalur antara Purwokerto-Kroya dan Kroya-Kutoarjo masih single track (jalur tunggal) sehingga terjadi antrean dan harus menunggu bersilang.
”Semoga ke depan pembangunan jalur ganda yang dibangun Kemenhub dalam hal ini Dirjen KA, pada lintas-lintas tunggal tersebut segera terselesaikan sehingga operasional KA saat momen-momen penambahan perjalanan akan lebih lancar dan aman karena sudah tidak ada lagi persilangan,” katanya.