logo Kompas.id
NusantaraGresik Kesulitan Membangun TPA
Iklan

Gresik Kesulitan Membangun TPA

Oleh
· 2 menit baca

GRESIK, KOMPAS — Tempat Pembuangan Akhir Ngipik di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dalam beberapa tahun mendatang diprediksi tidak akan mampu menampung volume sampah yang terus bertambah. Padahal, TPA Ngipik sudah diperluas dari 6 hektar menjadi 9,5 hektar. Pada 2017, rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA Ngipik 897 meter kubik per hari. Padahal, tahun 2016 volume sampah yang diterima TPA Ngipik baru 750 meter kubik per hari dan tahun 2015 sebanyak 600 meter kubik per hari.Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik Soemarno mengatakan, volume sampah meningkat seiring perkembangan permukiman dan kawasan industri di Gresik. "Di sisi lain, pembangunan TPA baru terkendala ketersediaan lahan," ujarnya, Rabu (12/7) di Gresik.Padahal, idealnya ketika volume sampah mencapai 1.000 meter kubik per hari dibutuhkan TPA seluas 25 hektar. "Nah, kami berencana menganggarkan pembangunan TPA baru dalam APBD-P 2017. Meski ada dana, belum tentu lahan baru itu disetujui masyarakat sekitar untuk pembangunan TPA," katanya. Langkah alternatifSebelum lahan TPA baru tersedia, sejak September 2014 Pemkab Gresik telah bekerja sama dengan Semen Gresik Foundation untuk membangun pengolahan sampah di Ngipik. Dengan investasi Rp 13,5 miliar, diolah 240 ton sampah per hari. Edi Handoyo, petugas di TPA Ngipik, menjelaskan, sampah-sampah plastik yang telah tertimbun dan terfermentasi dikeringkan, kemudian dicacah dengan mesin untuk dijadikan bahan bakar pengganti batubara demi memenuhi kebutuhan energi di pabrik semen di Tuban. "Namun, saat ini alatnya dalam perbaikan," kata Edi. Adiyono, petugas TPA Ngipik lainnya, menginformasikan, telah diupayakan pengelolaan gas dari sampah. Metana dari timbunan sampah telah dialirkan melalui pipa untuk keperluan memasak petugas. Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis TPA Ngipik Siti Choni Andriati, kini juga sedang diupayakan untuk menghilangkan kesan kumuh dari TPA. Hal itu dilakukan dengan melengkapi TPA Ngipik dengan kebun binatang mini. "Jadi, TPA juga dapat menjadi tempat yang nyaman untuk studi bagi pelajar sekaligus untuk berwisata gratis," ujar Siti. Koleksi kebun binatang saat ini di antaranya burung jalak, burung cinta, berang-berang, dan beberapa jenis ular, termasuk albino dan sanca kembang. (ACI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000