JAKARTA, KOMPAS — Indonesia tak boleh ketinggalan dalam mengejar kemajuan teknologi otomotif. Tak hanya ingin dijadikan pasar potensial bagi industri otomotif, Presiden Joko Widodo ternyata memiliki perhatian sangat besar terhadap kehadiran mobil listrik di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Deputi Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Franciscus Soerjopranoto dalam kunjungan ke Kantor Harian Kompas di Jakarta, Rabu (19/7). Soerjo bertemu dengan Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo dan Redaktur Pelaksana Kompas Mohammad Bakir.
Soerjo juga berkunjung ke Redaksi Kompas TV untuk bertemu dengan Wakil Pemimpin Umum Kompas Lilik Oetama dan CEO Group of Media Kompas Gramedia Andy Budiman.
Soerjo mengungkapkan, potensi pengembangan teknologi mobil listrik memang menjadi pekerjaan besar bagi industri otomotif global. Hal itu pun menjadi perhatian Presiden Jokowi saat bertemu dengan CEO Toyota Motor Corporation Akio Toyoda beberapa waktu lalu.
Soerjo mengatakan, teknologi mobil listrik ini menjadi salah satu perhatian Toyota. Bukan sekadar ingin menunjukkan kekuatan kompetisi industri otomotif, melainkan juga sebagai tuntutan yang tidak bisa dihindari lagi. Tidak bisa lagi hanya bergantung pada energi yang berasal dari fosil.
Karena itulah, lanjut Soerjo, teknologi terdepan Toyota ini akan diperkenalkan ke sejumlah media Indonesia dalam ajang Tokyo Motor Show 2017. Selain di ajang pameran otomotif terbesar itu, Toyota juga berjanji memperkenalkan fasilitas teknologi dan riset Toyota di Hama Wing. Hama Wing merupakan sebutan dari tenaga pembangkit tenaga angin kota Yohohama.
Lilik pun menyatakan kekagumannya pada perubahan teknologi otomotif. Dengan menyebut salah satu produk otomotif, teknologi autonomous drive atau swakemudi membuat decak kagum. Bahkan, menjadi pertanyaan besar, bagaimana teknologi autonomous drive bisa dihadirkan di Indonesia.
”Itu kok bisa ya mobil dikemudikan tanpa harus dipegang setirnya?” kata Lilik.
MPV merajai
Dalam dua pertemuan di tempat terpisah itu, pasar otomotif Toyota juga dibeberkan. Penjualan otomotif, yang tahun sebelumnya diwarnai peningkatan penjualan segmen sport utility vehicle (SUV), tahun 2017 diperkirakan trennya kembali ke segmen multi-purpose vehicle (MPV).
”MPV masih menjadi primadona pasar otomotif tahun ini, hingga mencapai 40 persen. Dari 40 persen, Toyota mampu merebut sekitar 50 persennya. Yang mengherankan, Toyota Avanza masih mampu memimpin pasar dengan penjualan mencapai 9.000-an unit, sedangkan Calya mencapai 6.000-an unit,” tutur Soerjo.
Menurut Soerjo, TAM semula memperkirakan kehadiran kompetitor Avanza akan menggerus pasarnya. Bahkan, TAM sempat menurunkan kuantitas produksi dari 12.000 unit menjadi 6.000 unit per bulan. Ternyata, permintaan Avanza tetap tinggi.
Kehadiran produk low cost green car (LCGC) seperti Toyota Calya justru menggerus pasar Toyota Agya karena konsumen masih melirik pentingnya kendaraan dengan tujuh kursi. Karena itulah, berbagai pengembangan atau improvement, baik eksterior, interior, maupun teknologi permesinan, menjadi keniscayaan bagi Toyota.