Imunisasi Campak dan Rubela Ditargetkan untuk 8,47 Juta Anak di Jawa Timur
Oleh
AMBROSIUS HARTO
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Timur menargetkan sebanyak 8,47 juta anak dengan usia 9 bulan sampai 15 tahun mendapatkan imunisasi campak dan rubela dalam bulan imunisasi dalam kurun waktu 1 Agustus-30 September 2017.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dalam diskusi di Graha Pena, Surabaya, Jumat (21/7), mengatakan mendukung penuh gerakan kampanye mewujudkan Indonesia bebas campak dan rubela. Apalagi, Jatim merupakan salah satu provinsi dengan kasus campak dan rubela terbanyak di Indonesia.
Bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pemprov Jatim akan memberikan imunisasi secara gratis. Imunisasi dapat diberikan di 369 rumah sakit, 964 puskesmas, 2.268 puskesmas pembantu, 3.213 pondok kesehatan desa, dan 3.900 pondok bersalin desa.
Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Desentralisasi Kesehatan Pattiselano Roberth Johan mengatakan, bulan imunisasi campak dan rubela berlangsung di enam provinsi di Pulau Jawa. Sasaran imunisasi termasuk Jatim dengan hampir 35 juta anak atau 53 persen dari target populasi anak yang harus diberi imunisasi. Jawa Barat menjadi yang terbanyak dengan menargetkan imunisasi bagi 12,1 juta anak, diikuti Jatim.
Pemberian imunisasi, lanjut Roberth yang akrab disapa Robby, berlandaskan pada UUD 1945 tentang hak hidup anak. Hak itu kemudian dijabarkan dalam UU Perlindungan Anak No 35/2014, UU Kesehatan No 36/2009, dan UU Pemerintahan Daerah No 23/2014. ”Hak anak untuk hidup sehat dijamin oleh negara sehingga dalam upaya itu kami harus melaksanakan imunisasi,” katanya.
Peringkat keempat dunia
Epidemiolog Senior WHO Vinod Bura mengatakan, keberhasilan dunia memberantas campak dan rubela juga bergantung pada upaya Indonesia. Nusantara menduduki peringkat keempat populasi dunia dengan masih ditemukannya kasus campak dan rubela.
Berdasarkan catatan per Desember 2016, di Indonesia ditemukan 5.286 kasus campak dan rubela. ”Kalau dunia ingin berhasil, salah satunya harus membantu Indonesia,” katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Jatim Kohar Hari Santoso menambahkan, campak disebabkan oleh virus. Gejalanya dapat dilihat dari demam, menggigil, hidung dan mata berair, dan timbul ruam-ruam pada kulit. Ruam-ruam itu berupa bercak dan bintil merah pada kulit muka, leher, dan selaput lendir mulut. Dalam kondisi puncak, suhu tubuh penderita campak dapat mencapai 40 derajat celsius.
Adapun rubela dapat mengakibatkan ruam pada kulit menyerupai campak, radang selaput lendir, dan radang selaput tekak. Ruam rubela biasanya hilang dalam waktu 2-3 hari. Gejala rubela berupa sakit kepala, kaku pada persendian, dan rasa lemas. Penyakit ini berbahaya bagi bayi yang baru lahir. Jika terinfeksi rubela, bayi bisa mengalami kebutaan. Jika ada perempuan hamil yang terserang rubela, pertumbuhan janinnya akan terganggu.