UNGARAN, KOMPAS — Ekosistem danau Rawa Pening di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terancam hancur. Selama 15 tahun terakhir, daya tampung danau susut hingga 60 persen. Selain peran pemerintah, upaya penyelamatan danau juga membutuhkan peran pihak swasta.
Data Pemerintah Kabupaten Semarang memperlihatkan, daya tampung danau seluas 2.700 hektar tersebut pada tahun 2002 masih mencapai 65 juta meter kubik, tetapi saat ini tinggal tersisa 20 juta-30 juta meter kubik. Penyusutan akibat sedimentasi lumpur dan penyempitan permukaan danau karena tertutup hamparan eceng gondok.
Direktur PT Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat mengatakan, pihaknya menawarkan unit pengolahan lumpur gambut rawa menjadi briket bahan bakar serta bantuan alat mesin pengeruk eceng gondok dengan kapasitas 1 hektar per hari.
”Penyelamatan Rawa Pening tanggung jawab bersama. Potensinya luar biasa dan bisa menghidupi jutaan orang di Kabupaten Semarang dan Salatiga. Sayangnya, kondisinya kini memprihatinkan,” ujar Irwan di sela-sela pengambilan gambar perdana untuk iklan salah satu produk PT Sido Muncul, Kamis (20/7/2017) kemarin, di tengah Danau Rawa Pening.
Untuk bahan briket, Irwan menyatakan siap bekerja sama dengan warga ataupun pihak ketiga yang mampu mengolah lumpur rawa. Selain itu, lumpur rawa juga dapat diolah sebagai media tanam jamur dan tanaman hias.
Briket lumpur rawa itu nantinya akan diolah sebagai bahan baku untun menghidupkan mesin pengolah di pabrik jamu. Bila kebutuhan bisa terus dipasok, pihaknya bisa menghemat bahan bakar yang selama ini dominan menggunakan gas elpiji.
Secara terpisah, Kepala Bidang Pemeliharaan Jaringan Sumber Air Balau Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Anang Muchlis mengatakan, pihaknya bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah melakukan langkah pengendalian sedimentasi berupa pengerukan waduk, pemberantasan eceng gondok, serta pembuatan tanggul pembatas badan air waduk.
Pada tahun 2017, disediakan anggaran Rp 4,2 miliar untuk pembersihan eceng gondok seluas 200 hektar. Belum lagi ada proyek pengadaan empat kapal keruk untuk pengendalian gulma yang kini dikerjakan di tepi waduk. Saat ini, juga tersedia lebih dari lima alat berat untuk pengerukan dan pembersihan eceng gondok.
Selain eceng gondok, pendangkalan Rawa Pening juga disebabkan limbah rumah tangga penduduk serta limbah budidaya ikan yang berasal dari sekitar 600 karamba apung ikan di sekitar waduk.
Terkait pengambilan gambar iklan, Irwan berharap, potensi wisata Rawa Pening mampu terangkat ke skala nasional. Selain itu, diharapkan juga mengetuk lebih banyak perhatian semua pihak baik pemerintah maupun perusahaan swasta di lingkup Jateng pada penyelamatan danau tersebut. Jika tidak segera diselamatkan, bukan tidak mungkin danau tersebut akan berubah menjadi daratan.