logo Kompas.id
NusantaraDokter Berjuang Layani Daerah ...
Iklan

Dokter Berjuang Layani Daerah Terpencil

Oleh
· 2 menit baca

AMBON, KOMPAS — Insiden mogoknya kapal Rumah Sakit Apung dr Lie Dharmawan di perairan Maluku Utara pada Kamis (20/7) dini hari akibat cuaca buruk menunjukkan betapa beratnya perjuangan para dokter untuk melayani warga di daerah terpencil dan terluar di Nusantara. Mereka berusaha menjawab persoalan kebutuhan tenaga kesehatan yang kondisinya masih jauh dari harapan di daerah itu.Hal itu dikatakan dr Lie Dharmawan saat dihubungi dari Ambon, Maluku, Jumat (21/7). Lie adalah pemilik kapal Rumah Sakit Apung (RSA) dr Lie Dharmawan yang menggelar pelayanan kesehatan gratis di daerah terpencil dan terluar sejak tahun 2013. Lie juga pendiri doctorSHARE atau Yayasan Dokter Peduli yang anggotanya terlibat dalam pelayanan kesehatan di RSA dr Lie Dharmawan."(Kondisi tim medis dan awak kapal yang berjumlah 23 orang) Semuanya baik. Insiden ini barangkali bisa membuka mata orang bagaimana anak-anak muda yang tergabung di dalam doctorSHARE ini punya semangat pengabdian yang tinggi bagi masyarakat. (Cuaca buruk seperti ini) Bukan masalah pertama kali. Cuaca sekarang sulit diprediksi," kata Lie.Berdasarkan laporan yang diterima, gelombang setinggi hampir 4 meter menyebabkan air laut masuk ke kamar mesin dan menyebabkan mesin mogok. Kapal RSA dr Lie Dharmawan itu berbahan kayu sejenis pinisi berukuran 173 gros ton buatan tahun 2002. Panjang 25,14 meter, lebar 6,82 meter dengan kecepatan maksimum 10 knot (18,5 kilometer per jam). Kapal juga memiliki fasilitas ruang bedah.Kapal RSA dr Lie Dharmawan pertama kali melakukan uji coba pada 16 Maret 2013 dengan melayani warga di Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Belitung Timur, (Bangka Belitung), dan Ketapang (Kalimantan Barat). Adapun peresmiannya dilakukan pada 6 Juni 2013. Sudah lebih dari 20 provinsi didatangi dan melayani puluhan ribu orang.Kepala Bagian Humas Provinsi Maluku Bobby Palapia melalui siaran pers, Jumat, mengatakan, jika idealnya 40 dokter melayani 100.000 jiwa, di Maluku hanya terdapat 14 dokter per 100.000 jiwa. Bahkan, daerah terpencil dan terluar tidak terlayani dokter. Selain jumlah yang terbatas, minimnya akses transportasi sebagai pemicunya.Di Kecamatan Aru Selatan Timur, Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku, misalnya, warga setempat terpaksa mengangkut pasien menggunakan kapal motor milik nelayan ke Dobo, ibu kota kabupaten, dengan waktu tempuh lebih dari 12 jam. Tidak jarang terjadi, pasien pun meninggal di tengah perjalanan. Potret yang sama juga diperkirakan terjadi di daerah terluar lain di Maluku. Di Maluku ada 18 pulau perbatasan dari total 111 pulau perbatasan secara nasional. (FRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000