SERANG, KOMPAS — Tingkat pengangguran terbuka di Banten terus menurun. Berbagai upaya telah dilakukan bagi angkatan kerja mulai dari sebelum, selama, hingga setelah bekerja. Meski demikian, penurunan tingkat pengangguran terbuka harus dilakukan lebih intensif lagi untuk menekan jumlah penganggur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Banten Alhamidi, di Serang, Banten, Sabtu (22/7), mengatakan, tingkat pengangguran terbuka di Banten pada Februari 2017 sebesar 7,75 persen. Angka itu menurun dibandingkan dengan Agustus 2016 sebesar 8,92 persen dan Februari 2016 sebesar 9,95 persen.
Alhamidi menyebutkan, pihaknya melakukan berbagai upaya terhadap masyarakat yang belum bekerja, seperti melakukan pelatihan berbasis kompetensi, mengoneksikan kebutuhan tenaga kerja dengan pendidikan, serta menyediakan informasi lowongan kerja.
Sementara itu, upaya untuk mencegah pengangguran yang dilakukan terhadap mereka yang sudah bekerja antara lain dengan mengawasi perjanjian kerja, serta memfasilitasi penetapan upah minimum provinsi (UMP), upah minimum kabupaten/kota (UMK), dan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK).
”Kami juga melakukan upaya agar tingkat pengangguran terbuka tidak meningkat apabila masa kerja karyawan sudah berakhir. Caranya, dengan kemudahan akses permodalan dan pelatihan kewirausahaan,” ujarnya. Saat ini, menurut Alhamidi, jumlah penganggur terbuka di Banten sebesar 462.000 orang.
Meski tingkat pengangguran terbuka di Banten terus menurun, upaya yang lebih keras dibutuhkan karena jumlahnya masih lebih tinggi daripada angka nasional. Pada Februari 2017, tingkat pengangguran terbuka nasional sebesar 5,33 persen, pada Agustus 2016 sebesar 5,61 persen, dan pada Februari 2016 sebesar 5,5 persen.