Pembersihan Gunung Rinjani dari Sampah Ditangani Petugas Khusus
Oleh
KHAERUL ANWAR
·2 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai lebih serius menangani sampah yang mengotori jalur pendakian ke Gunung Rinjani, Lombok, dengan membentuk satuan tugas (satgas) khusus yang bertugas mengangkat sampah. Tim itu bertugas sepanjang jalur pendakian hingga Danau Segara Anak (kaldera Rinjani). Limbah sampah itu selama ini dikeluhkan wisatawan karena mengurangi kenyamanan obyek wisata itu.
”Rinjani sudah menjadi destinasi yang dikenal dunia, tapi masalah sampah masih menjadi isu yang harus dikelola. Satgas Rinjani Bersih inilah yang nantinya menangani sampah dari hulu hingga ke hilir Rinjani,” kata HM Faozal, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Senin (24/7) di Mataram, Lombok, kepada wartawan.
Menurut Faozal, Gunung Rinjani setinggi 3.672 mdpl merupakan destinasi andalan NTB yang jumlah kunjungan cenderung meningkat. Namun, kenyamanan pendaki terganggu beragam limbah, seperti bekas wadah minuman plastik dan kaleng, bungkus permen dan bekas kemasan makanan cepat saji.
Idealnya, dibutuhkan kesadaran semua pihak, yakni para pendaki, tour organizer, pemandu, dan porter yang bertugas mengangkut dan melayani makan-minum wisatawan selama naik-turun pendakian. Akan tetapi, untuk mengawalinya, Dinas Pariwisata NTB bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) membentuk satgas khusus.
Mereka ditugaskan di empat lokasi strategis jalur pendakian, yakni Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, dan di Desa Sembalun, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Kemudian di Pelawangan Sembalun, dan Danau Segara Anak, yang keduanya menjadi tempat berkemah para pendaki.
Satgas yang berjumlah delapan orang akan bertugas selama Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Petugas TNGR menurunkan sampah-sampah itu pada hari Senin, Selasa, dan Rabu untuk dikumpulkan di kantor Balai TNGR Desa Sembalun.
”Petugas diberi honor sesuai standar upah minimum Provinsi NTB tahun 2017 sebesar Rp 1.631.000 per orang sebulan, ditambah uang makan dan lainnya,” ujar Faozal.
Tiap tahun sampah yang diturunkan dari Rinjani 8-12 ton meliputi bekas wadah snack, mi instan, juga bekas botol dan kaleng air mineral.
”Tahun ini, sejak dibuka April hingga saat ini, kami juga sudah melakukan beberapa kali mobile clean up yang melibatkan sejumlah komunitas pencinta lingkungan. Hanya saja akan lebih efektif jika ada pola standby di lokasi seperti Satgas Rinjani ini,” katanya.
Kunjungan wisatawan ke Rinjani berjumlah 70.705 orang pada tahun 2015 dengan pendapatan Rp 4,4 miliar. Kemudian naik menjadi 93.018 orang pada tahun 2016 dengan pendapatan Rp 5,1 miliar.