Alih Fungsi Lahan Gambut Jadi Perkebunan Picu Kebakaran
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kebakaran yang terjadi di Aceh Barat dipicu banyak faktor, di antaranya alih fungsi lahan gambut menjadi lahan perkebunan. Terlebih lagi, lahan gambut yang dialihfungsikan menjadi kering sehingga mudah terbakar.
Hal itu disampaikan Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Muhammanur di Banda Aceh, Kamis (27/7). Pernyataan itu menanggapi kebakaran lahan yang tengah melanda Kabupaten Aceh Barat sejak Selasa (18/7) hingga hari ini.
Lahan yang terbakar di Aceh Barat merupakan lahan gambut yang dialih fungsi menjadi perkebunan sawit. Sumber api dari sisa pembakaran lahan yang dilakukan warga untuk membuka perkebunan baru. Kondisi gambut yang kering dan cuaca kemarau mempercepat api membesar. Hingga Kamis ini, total luas lahan yang terbakar mencapai 70 hektar.
”Pada saat lahan gambut dikonversi menjadi lahan perkebunan, terlebih melakukan budidaya jenis tanaman monokultur, akan berdampak serius terhadap hilangnya fungsi alami lahan gambut tersebut. Lahan gambut akan mengering dan mudah terbakar,” ujar Nur.
Kebakaran lahan gambut di Aceh Barat memicu penurunan kualitas udara. Asap tebal menyelimuti jalan dan permukiman. Pelajar terpaksa memakai masker untuk menghindari terkena gangguan pernapasan.
Nur menambahkan, pembukaan lahan dengan cara membakar kerap ditempuh oleh perusahaan untuk menghemat biaya meski berisiko sangat besar. Nur berharap, polisi mendalami kemungkinan unsur kesengajaan dalam pembakaran lahan.
Sementara itu, Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah meminta polisi menindak tegas pelaku pembakaran lahan dengan sengaja. Menurut Nova, tindakan pembakar lahan telah merugikan kehidupan warga.