PEKANBARU, KOMPAS — Satu orang tewas dan 19 lainnya luka-luka dalam peristiwa tabrakan bus Pinem bernomor polisi BK 7146 EM dengan mobil bak terbuka jenis Isuzu Phanter bernomor polisi BM 8266 AS di Jalan Lintas Timur Sumatera di Kilometer 112 pada jalur Pekanbaru-Dumai, Senin (31/7). Korban tewas adalah Daud (80), penumpang bus asal Desa Batu Langka, Kecamatan Kuok, Kampar, Riau.
”Kecelakaan diduga akibat kelalaian pengemudi bus. Bus melaju dengan kecepatan tinggi dan kemudian menabrak pikap dari belakang. Bus kehilangan kendali dan masuk ke pinggir sungai. Semua korban luka berat mendapat perawatan di Rumah Sakit Duri,” kata Kepala Polres Bengkalis Ajun Komisaris Besar Abas Basuni, Selasa (1/8).
Abas mengatakan, bus asal Medan tujuan Pekanbaru yang dikemudikan Maradona Sembiring mengangkut 30 penumpang. Di lokasi kejadian di kawasan Desa Semunai, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, jalan menyempit karena ada perbaikan jembatan.
Ketika memasuki jalan menyempit, bus yang berjalan kencang menabrak mobil bak terbuka yang dikemudikan Amigo Pasaribu (46) dari arah belakang. Sopir bus langsung membanting setir sehingga kendaraan menjadi hilang kendali. Bus kemudian melaju ke arah Sungai Semunai dan terbalik di pinggir sungai tersebut.
Sopir bus ikut menjadi korban dan mengalami luka berat. Adapun empat penumpang bus yang mendapat perawatan di rumah sakit adalah Bahagia Sitepu (22) dan adiknya, Diki Aprianto Sitepu (14); Sujarno, serta Jahtra Sembiring (21), yang semuanya warga Sumatera Utara. Adapun Daud, penumpang bus, sempat mendapat perawatan di rumah sakit, tetapi meninggal.
Korban yang mengalami luka ringan adalah Sukanto (56), Juliana (59), Marjo (52), Hasoloan Nainggolan (53), Neni (33) dan putrinya, Azua Mutaharoh (9); serta Nurhasanah (41). Tujuh korban itu berasal dari Provinsi Riau.
Korban lainnya berasal dari Sumatera Utara, yaitu Tenang Sitepu (34), Perdaninta (8), Agustina (22), Sulis (28), Joko Sutrisno (31), Saudaranta Ginting (45), dan Joko Surianto (26).
Jalan lintas timur Sumatera di wilayah Jembatan Sungai Semunai pada Kilometer 112 di Desa Semunai dikenal rawan kecelakaan. Pada 10 April 2017 terjadi kecelakaan beruntun ketika sebuah truk pengangkut kayu menabrak mobil bak terbuka, minibus, dan sebuah sepeda motor. Pengendara sepeda motor, Arafiq Gulo (38), dan anaknya, Anugrah Gulo (5), tewas di tempat, sementara sopir truk melarikan diri.