PEKANBARU, KOMPAS — Api kembali melalap Taman Nasional Tesso Nilo tepatnya di wilayah Dusun Air Hitam, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau. Kebakaran sebenarnya sudah sempat dipadamkan oleh tim gabungan dari TNI, Polri, dan Manggala Agni, beberapa hari lalu, tetapi tidak lama kemudian titik baru kembali muncul.
”Kemarin, tim darat sudah memadamkan api di sebuah lokasi yang dekat dengan kebun kelapa sawit di areal taman nasional, tetapi hari ini muncul lagi titik baru. Tugas kami hanya memadamkan api. Urusan penegakan hukum para perambah dan pembakar kami serahkan kepada Satgas Gakkum (Satuan Tugas Penegakan Hukum),” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pelalawan Hadi Penandio yang dihubungi Jumat (4/8).
Hadi menambahkan, pada Jumat pagi, pihaknya telah menambah satu regu dari Dinas Perkebunan Pelalawan untuk memperkuat personel tim darat dalam misi pemadaman di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). Saat ini diperkirakan 50 orang masih berupaya memadamkan api di Tesso Nilo yang membakar lahan lebih dari 5 hektar.
Berdasarkan catatan Kompas, kebakaran di areal TNTN dalam sebulan terakhir sudah terjadi tiga kali. Terakhir, kebakaran berlangsung di Desa Lubuk, Kembang Bunga, Kecamatan Ukui. Pola kebakaran yang terjadi saat ini nyaris sama. Perambah membakar areal hutan yang sudah ditebang kayunya di dekat pondokan atau lokasi penanaman kelapa sawit lama. (Kompas, 25 Juli 2017)
Menurut Hadi, pemadaman di kawasan TNTN tidak berat. Hal itu disebabkan areal TNTN sepenuhnya merupakan tanah mineral. Api yang membakar TNTN lebih gampang dipadamkan daripada kebakaran di lahan gambut. Namun, apabila tidak dipadamkan, areal TNTN semakin lama bakal semakin habis. Menurut data WWF, luas hutan TNTN semula 83.000 hektar kini diperkirakan tinggal 15.000 hektar.
Secara terpisah, Pelaksana Tugas Kepala BPBD Riau Jim Gofur mengungkapkan, prioritas pemadaman Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan Riau pada Jumat difokuskan di Desa Pulau Muda dan Desa Segamai, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan. Kebakaran di areal ekosistem Semenanjung Kampar ini sudah berlangsung sejak awal pekan ini dan belum menunjukkan tanda-tanda dapat dituntaskan.
”Asap tebal sudah muncul di sekitar lokasi kebakaran. Luas kebakaran diperkirakan sudah lebih dari 20 hektar. Api sangat sulit dipadamkan karena angin kencang dan cuaca sangat kering. Areal gambut yang terbakar cukup dalam. Saat ini tim darat coba mengeliminasi lokasi kebakaran agar tidak meluas. Adapun satgas udara sudah mengirimkan dua helikopter untuk water bombing,” kata Jim.
Hadi menambahkan, personel tim darat ke Pulau Muda juga sudah ditambah. Semula personel lapangan berjumlah 40 orang. Pada Jumat pagi, Kepala Polres Pelalawan Ajun Komisaris Besar Kaswandi langsung memimpin pemadaman dengan membawa tambahan tenaga 27 orang. Tenaga baru berasal dari anggota Polri, Satpol PP, pemadam kebakaran, dan BPBD Pelalawan.
Kepala Kantor Stasiun Meteorologi Pekanbaru Sukisno mengungkapkan pada Jumat pagi, satelit pengindera cuaca Aqua Terra menemukan 27 titik panas yang tersebar di seantero Riau.
”Pagi ini, satelit Modis Aqua Terra mendeteksi 69 titik panas di Sumatera dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Yang terbesar di Riau sebanyak 27 titik, disusul Jambi 13 titik, di Lampung 12 titik, dan di Sumatera Selatan 8 titik. Setelah dianalisis dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen, di Riau hanya ada 14 titik yang tersebar di Pelalawan (9), Indragiri Hulu (3) dan Indragiri Hilir (2),” kata Sukisno.