PONTIANAK, KOMPAS — Kebakaran lahan di Kalimantan Barat belum juga teratasi hingga Jumat (4/8). Padahal, kesiagaan pemerintah sudah dilakukan sejak lama. Bahkan, pemadaman melalui udara dilakukan sejak Juli. Penanggulangan tidak bisa lagi dengan upaya jangka pendek, tetapi jangka panjang, misalnya dengan memproteksi lahan gambut.
Koordinator Daerah Operasi Manggala Agni Kalimantan Barat, Sahat Irawan Manik, Jumat, mengatakan, sejak Januari hingga Juli, lahan yang terbakar di Kalbar mencapai 236,07 hektar. Dari 236,07 hektar luas lahan yang terbakar itu, sekitar 70 persen merupakan lahan gambut.
”Lahan yang terbakar tersebut tersebar di daerah operasi Kabupaten Ketapang seluas 45 hektar, Pontianak 56,50 hektar, Singkawang 105,80 hektar, Sintang 4,80 hektar, dan Kapuas Hulu 23,97 hektar. Daerah tersebut rata-rata memiliki lahan gambut,” kata Sahat.
Pada Jumat siang, kebakaran juga masih terjadi, tepatnya di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya. Lahan yang terbakar merupakan lahan gambut seluas 1,3 hektar. Lokasi lahan kebakaran jauh dari jalan utama dan tidak terjangkau sinyal telekomunikasi.
Pantauan Kompas di Pontianak, kabut asap akibat kebakaran lahan masih terasa. Kabut asap terjadi sejak Kamis (3/8) malam hingga Jumat pagi. Kabut cukup pekat meski belum mengganggu jarak pandang.
Bahkan, berdasarkan alat pengukur indeks pencemaran udara yang terletak di perempatan Jalan A Yani, Pontianak, pada Jumat siang indeks standar pencemaran udara dalam kategori tidak sehat, bahkan nyaris sangat tidak sehat. Pada Jumat sore, indeks standar pencemaran udara masih dalam kategori tidak sehat. Kondisi kualitas udara di Pontianak sangat berfluktuasi.
Saat bepergian, masyarakat memakai masker karena bau asap semakin menyengat dan berpotensi berdampak bagi masyarakat yang menderita gangguan pernapasan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan, sejauh ini belum ada peningkatan jumlah penderita infeksi saluran pernapasan. Kondisi udara masih berfluktuasi sehingga belum ada lonjakan penderita infeksi saluran pernapasan.
”Namun, Dinas Kesehatan Pontianak telah membagikan 3.000-4.000 masker kepada masyarakat pada Rabu (2/8). Dalam waktu dekat, saya telah menginstruksikan puskesmas di seluruh Pontianak untuk membagikan masker kepada masyarakat lagi. Kami memiliki 2.000 cadangan masker,” kata Sidiq.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalbar Anton P Widjaya menuturkan, dalam penanggulangan kebakaran lahan ini terlihat pemerintah sangat siap dalam upaya pemadaman. Namun, permasalahannya bukan siap atau tidak siap dalam memadamkan api, tetapi mengapa kebakaran terus terjadi setiap tahun.
”Penanggulangan tidak semata respons cepat, tetapi menyelesaikan persoalan secara utuh, terutama dalam menindak dan meminta pertanggungjawaban pemilik lahan yang konsesinya di lahan gambut,” kata Anton.
Gubernur Cornelis dalam apel di Markas Polda Kalbar meminta agar masyarakat dan elemen lain juga terlibat dalam penanggulangan. Sebab, penanggulangan ini tidak bisa hanya bertumpu kepada pemerintah.