logo Kompas.id
NusantaraAceh Miliki Potensi Listrik...
Iklan

Aceh Miliki Potensi Listrik 3.978 MW

Oleh
· 2 menit baca

BANDA ACEH, KOMPAS — Provinsi Aceh memiliki potensi energi listrik dari panas bumi dan mikrohidro mencapai 3.978 megawatt. Namun, potensi itu belum dikelola sehingga Aceh masih mengalami krisis energi.Potensi 3.978 megawatt (MW) itu berasal dari energi panas bumi 1.115 MW dan tenaga air (mikrohidro) 2.863 MW. Potensi listrik tersebar di 34 lokasi di 15 kabupaten/kota di Aceh."Energi terbarukan dari dua sumber ini didorong agar dimanfaatkan untuk pemenuhan listrik di Aceh," kata Kepala Bidang Listrik dan Pemanfaatan Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Aceh Dedi M Roza dalam diskusi publik pemanfaatan energi terbarukan di Banda Aceh, Selasa (8/8).Dedi mengatakan, pemerintah daerah mulai serius mengelola potensi tersebut. Dua pembangkit sedang dibangun, yakni Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan, Aceh Tengah, dengan kapasitas 88 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Jaboi, Sabang, dengan kapasitas 50 MW. PLTA Peusangan ditargetkan beroperasi pada akhir 2019 dan PLTP Jaboi pada 2020.Selain itu, akhir 2017, Pemerintah Aceh bekerja sama dengan Pertamina akan membangun PLTP Seulawah dengan kapasitas 50 MW. Menurut rencana, tahun ini, pemerintah juga akan melelang pembangunan PLTP Burni Telong di Bener Meriah dengan potensi 120 MW.Sementara itu, rencana pembangunan PLTA Tampur Paloh, Aceh Timur, dengan potensi 428 MW masuk tahap eksplorasi. Manager Government & Public Relation PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Sentot Yulianugroho mengatakan, pihaknya telah banyak mengerjakan pembangunan pembangkit listrik panas bumi. Saat ini, PGE memiliki 14 wilayah kerja pertambangan dengan potensi 1.572 MW dan sudah beroperasi 587 MW.PLTP Baturraden Proses eksplorasi proyek PLTP Baturraden yang dikerjakan PT Sejahtera Alam Energy (SAE) mencapai 40 persen. Pembuatan drainase sementara dan beberapa saringan diupayakan untuk meminimalkan larutnya lumpur ke sungai di Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah."Lahan yang sudah dibuka segera dilapisi batu keras atau ditutup terpal agar lumpur tidak larut terbawa air ke sungai. Selain itu, dibuat saluran sementara yang diberi geotekstil dan saringan dari ijuk tiap 10 meter," kata Direktur PT SAE Bregas H Rochadi, Selasa, di Desa Sambiroto, Kecamatan Cilongok.Juli lalu, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Selamatkan Slamet berunjuk rasa di Purwokerto menolak pembangunan PLTP Baturraden karena dinilai bisa merusak lingkungan. (AIN/DKA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000