Dibangun, Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Palembang
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pembangunan pembangkit listrik tenaga surya di Palembang, Sumatera Selatan, telah dimulai. Pembangkit listrik berkapasitas 1,6 megawatt ini direncanakan selesai pada Desember 2017 dan dapat dioperasikan pada Januari 2018. Listrik yang dihasilkan demi memenuhi kebutuhan listrik di kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, guna persiapan Asian Games 2018 mendatang.
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atas lahan seluas 2,5 hektar itu mulai dibangun awal Agustus. ”Tanah sudah bebas sekarang masuk tahap penimbunan,” ujar Direktur Utama Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) Yaniarsyah Hasan, Rabu (9/8/2017), di Palembang.
Proyek senilai 3,04 juta dollar AS ini merupakan kerja sama Pemerintah Jepang dengan Indonesia dalam membangun infrastruktur energi terbarukan yang ramah lingkungan. Pembiayaannya dilakukan dengan skema join crediting mechanism (JCM).
Untuk membiayai proyek tersebut, kata Yaniarsyah, Pemerintah Jepang memberikan bantuan 850.000 dollar AS. Menurut rencana, kekurangan dana akan dipenuhi dari pengajuan pinjaman kepada PT Sarana Multi Infrastruktur sebesar 1,2 juta dollar AS, sedangkan sisanya dari modal internal PDPDE. ”Namun, apabila pinjaman tersebut tidak disetujui, kami akan menggunakan modal perusahaan sepenuhnya. Yang terpenting proyek ini berjalan,” ujar Yaniarsyah.
PLTS ini memiliki sejumlah keunggulan, selain ramah lingkungan, juga dijamin dapat bertahan hingga 25 tahun. ”Biaya perawatannya pun terbilang rendah,” katanya.
Selain itu, kata Yaniarsyah, pihaknya juga sudah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik dengan PLN. Semua daya yang dihasilkan dari PLTS ini akan dibeli PLN. Selain untuk mengaliri listrik di kawasan kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, daya listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk menunjang kinerja sejumlah stasiun kereta ringan atau light rail transit (LRT).
Asisten Deputi Bidang Kerjaama Multilateral dan Pembiayaan dari Kementerian Koordinator Perekonomian Edwin Manangsang mengatakan, proyek PLTS di kawasan Jakabaring adalah satu dari 30 proyek JCM yang diimplementasikan di Indonesia.
Hingga saat ini, total investasi atas pelaksanaan JCM antara Pemerintah Jepang dan Indonesia mencapai 150 juta dollar AS dengan 113 juta dollar AS dari investasi pihak swasta, BUMD, dan BUMN di Indonesia. Sementara subsidi dari Pemerintah Jepang mencapai 37 juta dollar AS.
Kepala Sekretariat JCM Indonesia Dicky Edwin Hindarto mengatakan, proyek PLTS ini diharapkan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 1.303 ton setara CO2 per tahun. Selain PLTS Jakabaring, proyek JCM yang berjalan di Sumsel adalah pengolahan limbah cair untuk produk industri karet oleh PT Aneka Bumi Pratama yang berlokasi di Kecamatan Gandus, Palembang.
Kepala Dinas Pertambangan dan Sumber Daya Sumatera Selatan Robert Heri mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan juga sedang gencar menciptakan pembangkit dari energi terbarukan. Hal itu antara lain pembangkit tenaga air, tenaga panas bumi, dan gas bumi.
Beberapa proyek tersebut bahkan sudah menjalani perjanjian jual beli. Yang tercatat saat ini adalah sekitar 50 MW dihasilkan pembangkit listrik dari energi terbarukan. ”Saat ini, kontribusi Sumsel terhadap energi terbarukan secara nasional sudah 6 persen. Sampai tahun 2022, kontribusi Sumsel diharapkan meningkat menjadi 10 persen,” kata Robert.