SEMARANG, KOMPAS — Sebagai salah satu tempat yang banyak dikunjungi anak muda, museum dinilai memiliki peran penting untuk berperan serta mencegah penyebaran narkotika dan obat-obatan terlarang. Sosialisasi serta dorongan untuk menghindari narkoba pun perlu terus digalakkan.
Kepala Museum Ranggawarsita Stev Timisela, di sela-sela acara bincang permuseuman ”Generasi Muda Bebas Narkoba”, di Gedung Museum Ranggawarsita, Kamis (10/8), mengatakan, kunjungan ke museum adalah salah satu kegiatan merawat nilai-nilai budaya bangsa. Namun, upaya itu akan tercoreng jika yang melakukannya terlibat peredaran narkoba.
”Kami sangat berkepentingan dalam mencegah narkoba yang akan berdampak buruk bagi generasi penerus bangsa. Belakangan, anak muda aktif berkegiatan di museum, baik yang digelar museum maupun komunitas. Maka, kami perlu terus menyosialisasikan bahaya yang ditimbulkan dari narkoba,” tutur Stev.
Dalam kesempatan itu, Museum Ranggawarsita mendeklarasikan diri sebagai museum bebas narkoba. Penandatanganan kain putih oleh pihak museum, Badan Narkotika Nasional Provinsi Jateng, Dinas Kesehatan Kota Semarang, serta 150 pelajar dan mahasiswa di Semarang dilakukan sebagai simbol dukungan terhadap gerakan antinarkoba.
Lebih lanjut, Stev menuturkan bahwa deklarasi tersebut bukan sekedar seremonial. ”Kami akan menindaklanjuti ini dengan berbagai hal, misalnya, para pengunjung, khususnya mahasiswa, harus benar-benar orang yang terbebas dari narkoba. Kami akan bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Provinsi Jateng Susanto menuturkan, anak muda memang kelompok yang paling rentan terpengaruh menggunakan narkoba. Karena itu, menyasar anak muda dalam menggalakkan kegiatan antinarkoba adalah hal yang tepat.