SANGATTA, KOMPAS — Kasus keracunan makanan yang menimpa tujuh siswa sekolah dasar di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang diduga disebabkan ”permen tengkorak” terus diselidiki polisi. Sebagai langkah antisipasi, permen-permen itu mulai ditarik dari toko, Kamis (10/8).
”Kondisi tujuh siswa SD 011 Sangatta Utara yang (Rabu) kemarin sempat muntah-muntah setelah mengonsumsi permen itu sudah baik. Mereka sudah masuk sekolah hari (Kamis) ini,” kata Kepala Satreskrim Polres Kutai Timur Ajun Komisaris Andika Dharma Sena.
Para siswa itu diketahui mengalami pusing, keringat dingin, dan muntah-muntah setelah mengonsumsi permen (gula-gula) berbentuk seperti tengkorak. Permen itu biasa disebut ”permen tengkorak” dan dijual di sejumlah toko di Sangatta.
Permen berasa stroberi itu diketahui buatan sebuah pabrik di Guangdong, China. Tertulis masa kedaluwarsanya masih lama, yakni Desember 2018.
”Kami belum bisa memastikan penyebab mengapa mereka keracunan karena ada siswa lain yang juga mengonsumsi permen itu tetapi baik-baik saja. Sampel permen sudah dibawa pihak Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Samarinda untuk diteliti,” kata Andika.
Permen itu awalnya dibawa oleh D, salah satu murid di sekolah tersebut. D mendapatkan permen itu dari neneknya yang membeli di sebuah toko di Sangatta. Sebelum dibawa ke sekolah, D dan juga neneknya pun mengonsumsi permen itu dan tidak ada masalah.
”Di sekolah, D memberi permen ini ke setidaknya 12 kawan. Lima di antaranya tidak mengalami apa-apa, tetapi 7 kawan lainnya merasa pusing lalu muntah. D juga makan permen ini, tetapi kondisinya baik-baik saja. Karena itu, kami masih mencari tahu, makanan lain apa yang dikonsumsi tujuh siswa ini selain permen tengkorak tersebut,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, mulai Kamis, permen-permen jenis ini ditarik dari toko. ”Sampai sore tadi, ada 28 pak permen yang ditarik dari sejumlah toko. Satu pak ini berisi 20 permen. Harga permen ini murah, Rp 1.000 per buah,” ujar Andika.