SURABAYA, KOMPAS — MV Golden Kiku yang mengangkut 27.500 ton garam bahan baku untuk konsumsi masyarakat telah sandar di Dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (12/8).
Kapal berbendera Panama itu sandar sekitar pukul 03.00. Sekitar pukul 08.00 atau lima jam setelah sandar, muatan kapal mulai dibongkar. Seluruh garam kemudian dibawa ke gudang-gudang milik PT Garam (Persero) untuk kemudian didistribusikan kepada industri mikro kecil dan menengah (IMKM).
Sampai siang hari, bongkar muatan MV Golden Kiku masih berlangsung. Truk-truk milik perusahaan bongkar muat mengantre untuk diisi garam yang didatangkan dari Australia itu. ”Kami akan taruh di gudang di Gresik untuk kemudian disalurkan ke IMKM,” ujar Direktur Keuangan PT Garam Anang Abdul Qoyyum saat meninjau di Dermaga Jamrud.
Adapun IMKM pengolah garam bahan baku untuk konsumsi yang akan mendapat penyaluran garam impor ini tersebar di Jawa Timur, sebagian wilayah Jawa Tengah, dan Kalimantan. Saat ini, PT Garam masih menunggu data IMKM penerima garam yang sedang diverifikasi oleh dinas perindustrian dan perdagangan tingkat provinsi.
Kedatangan MV Golden Kiku merupakan penugasan impor kedua dari pemerintah pusat terhadap PT Garam. Impor tahap kedua ini sebanyak 75.000 ton dan akan tiba di Surabaya (27.500 ton), Cilegon (25.000 ton), dan Medan (22.500 ton). Kedatangan di Cilegon dan Surabaya sudah terjadi, sedangkan di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, direncanakan pada 21 Agustus 2017 dengan MV Uni Challenge.
Anang mengatakan, garam impor ini didatangkan dengan tujuan mengatasi kelangkaan garam konsumsi sekaligus menekan harga komoditas yang tinggi. ”Kami berharap garam ini segera diterima IMKM, diproses, dikemas, dan disalurkan ke pasar,” katanya.