logo Kompas.id
NusantaraEternit GIM Ambrol, Satu Luka
Iklan

Eternit GIM Ambrol, Satu Luka

Oleh
· 2 menit baca

BANDUNG, KOMPAS — Eternit di Gedung Indonesia Menggugat di Kota Bandung, Jawa Barat, ambrol, Sabtu (12/8) pukul 10.45. Pecahan eternitnya menimpa kepala Samsul Hadi, bakal calon wali kota Cirebon dari jalur independen.Sebagian pecahan eternit tajam itu menggores kepala Samsul sepanjang 3 sentimeter hingga mengeluarkan darah. Samsul segera dilarikan ke Rumah Sakit Bungsu, Bandung, dan mendapat dua jahitan."Kejadian ini adalah kelalaian kerja. Saya semula mengira eternit itu runtuh karena lapuk, ternyata ada orang yang menginjaknya," kata Samsul saat melaporkan kejadian ini ke Kepolisian Sektor Sumur Bandung, Sabtu.Saat peristiwa itu terjadi, Samsul sedang menjadi pembicara dalam diskusi politik bertema "Yang Muda Bicara Politik" yang digelar Jaringan Rakyat Independen (JaRI) dan Kaukus JaRI-Muda. Acara ini dihadiri komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Sitti Hikmawatty, dan Ketua Komisi Pemilihan Umum Jabar Yayat Hidayat.Gedung Indonesia Menggugat (GIM) adalah salah satu bangunan bersejarah di Bandung. Dibuat pada 1907, gedung ini sempat menjadi gedung pengadilan (Landraad) pada 18 September 1917. Di salah satu ruang sidangnya, Soekarno membacakan pleidoi yang terkenal berjudul "Indonesia Menggugat". Gedung yang terakhir direnovasi pada 2005 ini kerap menjadi ruang publik untuk beragam diskusi dan kegiatan masyarakat.Observasi gedungKepala Kepolisian Resor Kota Besar Bandung Komisaris Besar Hendro Pandowo mengatakan, peristiwa itu terjadi saat tiga petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Banten tengah mengobservasi gedung terkait dengan program revitalisasi GIM. Mereka adalah Deni Kurniawan, Safiudin, dan Soni Prasetia Wibawa."Deni dan Safiudin, keduanya warga Serang, Banten, naik ke atap untuk mengambil gambar kondisi atap dan eternit. Penanggung jawab pekerjaan itu adalah Soni, warga Kecamatan Andir, Kota Bandung," katanya.Akan tetapi, aktivitas itu berdampak fatal. Salah satu dari mereka menginjak kuda-kuda atap yang ternyata rapuh. Akibatnya, kuda-kuda tersebut patah dan tak mampu menahan beban eternit. Kasus ini, kata Hendro, tengah ditangani Kepolisian Sektor Sumur Bandung.Ketua Presidium JaRI Herry Sugiharto menyayangkan kejadian tersebut. Ia mengatakan, jika sejak awal pengelola GIM berkoordinasi dengan pihaknya, hal itu pasti tidak akan terjadi."Tidak ada pemberitahuan dari pengelola GIM terkait dengan kegiatan observasi ini. Padahal, pada saat yang sama kami tengah menggelar diskusi. Akibat kejadian ini kami harus mempersingkat waktu diskusi, dua jam lebih cepat ketimbang waktu yang direncanakan sebelumnya," katanya.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Ida Hernida membenarkan kejadian ini. Observasi revitalisasi bangunan di GIM dilakukan bersamaan dengan penyelenggaraan diskusi yang digelar JaRI. Ia menyayangkan kejadian ini memicu korban luka. "Rupanya waktu naik ke atap mereka salah injak. Kami akan ikut mendampingi penyelesaian kasus ini," ujarnya. (SEM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000