logo Kompas.id
NusantaraKelangkaan Tertutup Produk...
Iklan

Kelangkaan Tertutup Produk Impor

Oleh
· 3 menit baca

SURABAYA, KOMPAS — Sebanyak 52.500 ton dari 75.000 ton garam bahan baku untuk konsumsi yang diimpor dari Australia telah tiba. Garam impor tersebut diharapkan bisa membantu mengatasi kelangkaan dan tingginya harga garam. Impor 75.000 ton garam oleh PT Garam (Persero) merupakan penugasan dari pemerintah pusat. Garam tiba dalam tiga gelombang. Kamis (10/8) dini hari, kapal MV Eco Destiny yang mengangkut 25.000 ton garam sandar di Pelabuhan Ciwandan, Cilegon, Banten. Sabtu (12/8) dini hari, kapal MV Golden Kiku bermuatan 27.500 ton garam sandar di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur. Menurut rencana, Senin (21/8) pekan depan akan sandar kapal MV Uni Challenge pembawa 22.500 ton garam di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara."Garam segera disalurkan ke industri mikro, kecil, dan menengah (IMKM) untuk diproses, ditambahi yodium, dikemas, dan dipasarkan," kata Sekretaris Perusahaan PT Garam Hartono di Dermaga Jamrud, Pelabuhan Tanjung Perak, Sabtu, saat memantau bongkar muat garam dari MV Golden Kiku yang berbendera Panama. Di pelabuhan, garam dipindahkan dari kapal ke truk-truk untuk kemudian dibawa ke gudang-gudang milik PT Garam di Gresik, Jatim, sambil menunggu verifikasi IMKM penerima oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim. Setelah verifikasi, baru garam disalurkan.Direktur Keuangan PT Garam Anang Abdul Qoyyum menambahkan, verifikasi IMKM penting untuk mencegah penjualan ilegal garam itu ke pasaran. "Kalau terjadi kebocoran, garam yang terjual tidak memenuhi standar kualitas, bisa berbahaya," katanya.Garam yang datang di Cilegon akan disalurkan ke IMKM di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah. Garam yang tiba di Surabaya akan disalurkan ke IMKM di sebagian Jateng, Jatim, dan Kalimantan. Garam di Medan nanti akan disalurkan ke IMKM di Sumatera. Dengan kedatangan garam impor, diharapkan harga garam di tingkat konsumen turun menjadi Rp 4.500-Rp 5.000 per kg. Saat ini, di Jatim, harga garam beryodium bentuk kubus (bata) Rp 1.500 per buah. Garam dalam bentuk butiran halus Rp 9.400 per kg.Sentra garam Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menghidupkan kembali sentra produksi garam rakyat di wilayah pesisir Pantai Sepanjang, Kecamatan Tanjungsari. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan garam yang semakin mahal dan langka di DIY.Seusai melakukan sosialisasi program produksi garam rakyat di Pantai Sepanjang, Sabtu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Gunung Kidul Khairudin mengatakan, saat ini sekitar delapan kepala keluarga bersedia untuk memproduksi garam secara tradisional.Mata pencarian mayoritas masyarakat pesisir Pantai Sepanjang adalah nelayan dan pedagang. Namun, mereka juga memiliki pekerjaan sambilan sebagai perajin garam. Hingga 2015, mereka berhenti total memproduksi garam karena harganya anjlok."Sudah dua tahun tak ada lagi perajin garam di Pantai Sepanjang. Kami mencoba mendorong warga di sana untuk kembali memproduksi garam," ujar Khairudin.DKP Gunung Kidul bekerja sama dengan DKP DI Yogyakarta membuka program pelatihan kepada warga yang tertarik untuk memproduksi garam. Pemda membantu penyediaan alat sederhana berupa terpal, paralon, dan tong penampung air laut. Ditargetkan ada 50 perajin garam di kawasan Pantai Sepanjang. Demikian juga untuk kawasan Pantai Nguyahan, Kecamatan Saptosari. (DIM/BRO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000