SEMARANG — Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri menggelar pelatihan keamanan maritim. Pelatihan yang diikuti 40 peserta dari 16 negara itu bertujuan meningkatkan koordinasi maritim antarnegara di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Pembukaan dilaksanakan di pusat pelatihan Jakarta Center for Law Enforcement Cooperation (JCLEC) di Kompleks Akademi Kepolisian, Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (15/8). Pelatihan sudah dimulai sejak Senin (14/8) dan berlangsung selama seminggu hingga Senin (21/8).
Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Desra Percaya mengatakan, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudra Hindia (IORA) Summit di Jakarta, Maret 2017. ”Ini kesempatan untuk membangun jejaring antarpenegak hukum kemaritiman,” kata Desra.
Kegiatan itu diikuti 40 penegak hukum di laut dari 16 negara, 12 di antaranya merupakan negara anggota IORA, seperti Australia, Afrika Selatan, Bangladesh, India, Malaysia, dan Sri Lanka. Juga diikuti sejumlah negara Melanesian Spearhead Group yakni Fiji, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.
Desra menambahkan, sebagai negara maritim, Indonesia harus menjaga lautnya dari berbagai tantangan, seperti pencurian ikan, perompakan, polusi laut, dan sampah. ”Karena itu, kapasitas keahlian dan keterampilan dalam menjaga keamanan dan kedaulatan di laut perlu ditingkatkan,” ujar Desra.
Sementara itu, Direktur Eksekutif JCLEC Komisaris Besar Puji Sarwono mengatakan, lewat pelatihan tersebut, kerja sama antarnegara dalam hal keamanan maritim diharapkan meningkat. Para peserta pun dapat bertukar pikiran dan pengalaman, khususnya terkait pengamanan di laut.