Petambang Beroperasi Lagi di TN Lore Lindu
PALU, KOMPAS — Petambang kembali beroperasi di lokasi bekas tambang tanpa izin di dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah. Pihak berwenang pun melakukan antisipasi agar penambangan tidak meluas sebagaimana yang terjadi pada awal tahun ini.Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas di Palu, Sulteng, Senin (14/8), sebanyak 50 petambang diketahui beroperasi lagi sejak sebulan terakhir. Mereka menggali material yang diduga mengandung emas di bagian selatan bukit bekas penambangan emas tanpa izin (PETI) awal 2016.Mereka masuk ke lokasi pada malam hari saat petugas kesulitan berpatroli ke semua titik areal. Petambang kebanyakan warga dari Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, dan Kecamatan Palolo serta Kecamatan Kamarora, Kabupaten Sigi.Kepala Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL) Sudayatna membenarkan kembali beroperasinya petambang di sana. "(Informasi itu) Benar. Mereka mencuri-curi di lokasi lama," ujarnya di Palu, Senin.Ia sudah memerintahkan petugas yang berjaga di bekas PETI tersebut untuk mengantisipasi kondisi itu agar petambang tidak terus beroperasi dan areal penambangan tidak meluas. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah.PETI tersebut terletak di wilayah Dongi-Dongi, Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso, 87 kilometer arah selatan Palu, ibu kota Sulteng. Lokasi itu pernah aktif ditambang dua kali, yakni awal dan pertengahan tahun lalu. Petambang merambah bukit seluas 15 hektar untuk menggali material yang diduga mengandung emas. Pasukan gabunganPihak Balai Besar TNLL harus menggandeng Polda Sulteng untuk menertibkan para petambang. Setelah reda selama empat bulan, petambang masuk lagi. Mereka beroperasi selama sebulan sebelum ditertibkan lagi oleh pasukan gabungan Balai Besar TNLL, Polda Sulteng, dan Komando Resor Militer 132/Tadulako.Direktur Eksekutif Daerah Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulteng Aries Bira mengingatkan, pengawasan di lapangan harus diperketat agar peristiwa tahun lalu tak terulang lagi. "Kejadian ini memang mengandung banyak tanya karena masih dijaga saja petambang berani masuk ke lokasi. Kami meminta pihak berwenang bertindak tegas," ucapnya.Kawasan bekas PETI Donggi-Donggi merupakan bagian dari hulu Sungai Sopu yang mengalir melewati sejumlah kampung di Kecamatan Palolo. Air sungai ini juga menjadi sumber utama irigasi Gumbasa untuk sawah seluas 15.000 hektar di Sigi. Dari segi kekayaan hayati, daerah itu merupakan habitat sejumlah satwa endemik Sulawesi, antara lain tarsius (Tarsius tarsier) dan anoa (Bubalus quarlesi). (VDL)