Harga Cabai di Bandung Capai Tingkat Terendah Sepanjang 2017
Oleh
BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA/ CORNELIUS HELMY
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Harga cabai merah di Kota Bandung, Jawa Barat, pada Agustus ini mencapai titik terendah sepanjang 2017. Hasil panen yang melimpah menjadi penyebab utama dari anjloknya harga cabai.
Di Pasar Cihapit, Kota Bandung, misalnya, harga cabai berada pada kisaran Rp 30.000-Rp 35.000 per kilogram (kg). Sebelumnya, cabai bisa laku terjual hingga dua kali lipat lebih mahal. ”Harga ini jadi yang terendah selama tahun 2017. Sebelumnya tak pernah seperti ini,” ujar Deden (26), pedagang cabai di Pasar Cihapit, Kamis (17/8).
Kondisi ini, menurut dia, membuat pasokan cabai tanpa kendala. Setiap hari, Deden memperoleh pasokan 2-3 kuintal cabai. Pasokan itu berasal dari sentra tani Jabar, seperti Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. ”Karena harga yang lebih murah, cabai pun relatif mudah terjual. Dalam sehari bisa laku 100-200 kg atau setara omzet Rp 6 juta-Rp 9 juta,” katanya.
Heri Kushaeri (40), petani cabai merah di Desa Mekarwangi, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mengatakan, kini dia menjual cabai Rp 10.000 per kg. Harga tersebut terus menurun dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya yang mencapai Rp 30.000-Rp 40.000 per kg.
”Saya dengar hasil panen petani cabai di daerah lain, seperti di Ciwidey dan Pangalengan, Kabupaten Bandung, bagus dan banyak. Selama tahun ini, harga Rp 10.000 per kg di tingkat petani jadi yang paling rendah,” katanya.
Panen tahun ini, ujar Heri, nyaris tanpa kendala. Dari lahan seluas 2.500 meter persegi yang ditanami 9.600 pohon cabai, dia mampu panen hingga 1,5 kuintal. Kondisi ini, lanjutnya, jauh lebih baik ketimbang panen sebelumnya. Saat itu, dengan luas lahan dan jumlah pohon yang sama, ia hanya mampu panen 500 kg cabai akibat serangan hama.
”Jika diminta memilih, biar saja harganya murah, tetapi hasil panennya bagus. Setidaknya saya masih untung. Sekarang, dengan modal Rp 15 juta, saya masih bisa untung Rp 9 juta untuk masa tanam empat bulan,” tuturnya.
Akan tetapi, Ahmad Yani, Ketua Gabungan Kelompok Tani Raksa Tani di Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, khawatir penurunan harga ini akan berdampak buruk terhadap petani. Dia mengatakan, semakin banyak daerah yang panen hanya akan membuat harga cabai semakin terpuruk. Padahal, petani sudah mengeluarkan ongkos besar untuk membiayai penanaman.
Yani mencontohkan panen tahun 2012. Saat itu, harga cabai di tingkat petani anjlok dari Rp 12.000 per kg menjadi hanya Rp 4.000 per kg. Penyebabnya serupa, yaitu banyaknya pasokan dari sentra cabai di sejumlah daerah di Jabar dan Jawa Timur. Padahal, saat itu, petani sudah mengeluarkan biaya produksi Rp 60 juta per hektar, tetapi hanya panen senilai Rp 12 juta per hektar.
”Cabai yang berhasil dipanen tidak semua diserap pedagang. Karena pasokan melimpah, pedagang tak ingin ambil risiko menyimpannya karena khawatir busuk. Kami berharap pemerintah turun tangan agar harga tak anjlok terus. Petani pasti rugi jika hal itu terjadi,” ujarnya.