logo Kompas.id
NusantaraGelombang Tinggi, Nelayan Tak ...
Iklan

Gelombang Tinggi, Nelayan Tak Melaut

Oleh
· 2 menit baca

SIDOARJO, KOMPAS — Gara-gara gelombang tinggi, ratusan nelayan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, berhenti melaut. Mereka tak mau mengambil risiko mengalami kecelakaan yang membahayakan keselamatan jiwa. Selama 2017 ada satu nelayan yang mengalami kecelakaan di laut dan dua lainnya meninggal karena sakit.Puluhan perahu nelayan diparkir di sungai di Desa Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Minggu (27/8). Perahu-perahu itu hampir semuanya berukuran kecil dengan bobot di bawah 5 gros ton (GT). Di atas perahu terpasang mesin berbahan bakar solar. Muhammad Jamal (39), nelayan, mengatakan, dua hari terakhir nelayan di desanya tak melaut. Penyebabnya, terjadi gelombang setinggi 1,5 meter hingga 2,5 meter di Laut Jawa, tepatnya di Selat Madura, tempat mereka melaut. Sejumlah nelayan mengisi waktu dengan memperbaiki alat tangkap, seperti jaring ikan dan garuk penangkap kerang. "Ada juga yang menambal perahu karena ada sedikit lubang. Tak sedikit yang memperbaiki mesin, seperti mengetap minyak pelumas," ujar Jamal. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sidoarjo Alimin Taubah mengatakan, berdasarkan informasi yang diterima dari Badan Meteorologi dan Geofisika Maritim Tanjung Perak, Surabaya, cuaca buruk berupa gelombang tinggi akan berlangsung hingga akhir Agustus. Karena itu, nelayan akan mulai melaut lagi awal September. Gelombang tinggi berisiko menyebabkan perahu nelayan mengalami kecelakaan. Perahu bisa terbalik atau pecah karena hantaman gelombang. Gelombang tinggi juga disertai angin kencang yang berisiko menyebabkan nelayan rentan sakit. Untuk melaut diperlukan kondisi badan yang sehat.Pekerjaan nelayan rentan cuaca ekstrem. Selama 2017 ada satu nelayan yang mengalami kecelakaan kerja karena perahunya pecah. Dia terapung di laut selama 12 jam sehingga sakit dan tidak bisa melaut lagi. Selain itu, ada dua nelayan yang meninggal dunia karena sakit. Alimin mengatakan, untuk melindungi nelayan dan keluarga dari ancaman bahaya selama mereka melaut, pemerintah telah membagikan kartu asuransi. Kartu itu sudah dibagikan kepada semua nelayan di Sidoarjo.Jumlah nelayan di Kabupaten Sidoarjo mencapai 1.200 orang dengan jumlah perahu sekitar 600 unit. Hasil tangkapan nelayan bervariasi, seperti udang, kepiting, rajungan, kerang terutama kupang, dan aneka ikan laut. (NIK)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000