logo Kompas.id
NusantaraKembangkan Kuncup Desa Lewat...
Iklan

Kembangkan Kuncup Desa Lewat Pariwisata

Oleh
· 5 menit baca

Puluhan bocah duduk bersila menghadap Sofyan Labuha (39), Kamis (27/7). Mereka baru saja menunaikan shalat Maghrib berjamaah di masjid Desa Bobanehena, Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Sofyan, yang membahasakan diri dengan sebutan "paman", tengah memberi petuah kepada anak-anak di teras masjid. Di antaranya ajakan memperingati Hari Anak pada akhir pekan itu, ajakan belajar menghafal Al Quran, peringatan tentang bahaya penggunaan narkoba, dan larangan menghirup zat pelarut lem yang berefek memabukkan (ngelem). Larangan itu bukan tanpa alasan. Perilaku ngelem telah terjadi di desa itu. Bahkan, narkoba memakan korban salah seorang warga desa tersebut."Perempuan, usianya (sekitar) 20 tahun. Meninggal tahun ini," kata Sofyan tentang kematian seorang warga yang diduga akibat overdosis narkoba.Sore itu, Sofyan ditemani Muslim Arsad, tokoh pemuda Desa Bobanehena, yang menjabat sebagai Ketua Forum Komunikasi Kelompok Sadar Wisata Halmahera Barat. "Saya kaget, lalu mengumpulkan para orangtua," kata Sofyan mengenang kematian warga akibat narkoba itu. Sofyan adalah Kepala Bidang Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Halmahera Barat. Kesempatan berkumpul itu digunakan untuk menyosialisasikan ihwal bahaya narkoba dan ngelem.Kemudian, ia membentuk Forum Anak yang beranggotakan anak sampai usia 18 tahun. Mereka yang tergabung dalam Forum Anak berperan sebagai pelopor dan pelapor. Maksudnya, pelopor gaya hidup sehat dan pelapor kepada orangtua atau pada Sofyan dan tokoh pemuda lain jika diketahui ada anak ngelem dan sejenisnya.Wisata syariahForum itu hanya salah satu di antara aktivitas yang menjadi intisari dan tengah disiapkan jadi andalan desa. Selain itu, juga sebagai jalan keluar bagi sebagian kaum muda yang terjerat zat-zat terlarang dan mereka yang masih menganggur. Aktivitas itu adalah konsep desa wisata syariah yang tengah dikembangkan Sofyan dan Muslim.Konsep itu memang belum matang. Namun, sebagian bentuknya sudah bisa dibayangkan. Misalnya, aktivitas ibadah sebagian penduduk di mana para pengunjung bisa bergabung.Selain itu, ada lembaga penghafal Al Quran yang kini diikuti 40 anak laki-laki dan 40 anak perempuan. Usia mereka berkisar 6-18 tahun. Selama delapan bulan belajar, para peserta bisa menjadi seorang hafiz dan hafizah (penghafal Al Quran). Waktu yang relatif singkat untuk menjadi penghafal Al Quran menarik minat banyak pihak untuk tahu metodenya. Bagi Muslim dan Sofyan, kunjungan pihak luar itu akan dibingkai dalam konsep wisata syariah.Saat ini mereka yang belajar menghafal Al Quran berasal dari penduduk setempat dan desadesa di sekitar Bobanehena. Mereka belajar sejak lepas subuh hingga pukul 06.00, dilanjutkan dengan aktivitas sekolah. Belajar menghafal diteruskan malam hari setelah shalat Isya hingga pukul 21.30.Setiap hari murid-murid pulang ke rumah orangtua mereka. Lembaga yang dipimpin Sofyan hanya menerima murid yang sudah bisa mengaji.Bocah-bocah penghafal Al Quran itu memiliki prestasi akademik baik. Menurut Sofyan, para penghafal Al Quran juga menjadi peserta sejumlah lomba tingkat provinsi seperti Olimpiade Fisika mewakili sekolah masing-masing. Niat baik mengundang nasib baik. Saat gempa mengguncang Halmahera Barat dan menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan di Bobanehena pada November 2015, lembaga Daarul Qur\'an yang dipimpin Ustaz Yusuf Mansur datang membantu, termasuk memfasilitasi kehadiran guru dan bangunan tempat mengajar. Konsep wisata syariah disusun untuk melengkapi potensi wisata alam yang dikembangkan Kelompok Sadar Wisata Halmahera Barat. Di Jailolo, Bobanehena dikenal sebagai lokasi menyaksikan matahari terbit dan wisata gunung. Kepala Dinas Pariwisata Halmahera Barat Demianus Sidete menyebut Desa Bobanehena sebagai kampung penghafal Al Quran dan tempat para pemuda membangun fasilitas wisata tanpa bantuan pemerintah.Buka lapangan kerjaPotensi Bobanehena untuk menyelenggarakan wisata syariah yang sedang dikembangkan oleh Sofyan, Muslim, dan para pemuda berawal dari kondisi penduduk desa. Di desa itu para pemuda cenderung tidak bekerja setelah lulus sekolah.Jumlah pemuda yang menganggur cukup banyak. Delapan dari 10 pemuda yang lulus sekolah tidak melakukan kegiatan produktif di desa tersebut. Adapun dua pemuda dari 10 pemuda pekerja bekerja di tanah rantau. Karena itu, selain fokus mengembangkan dan mengaktifkan potensi wisata, Sofyan dan Muslim menginisiasi pusat pelatihan multimedia. Para pemuda desa diharapkan dapat belajar memproduksi dokumentasi video, fotografi, dan desain grafis.Jauh sebelum itu, Sofyan dan Muslim mengenalkan aktivitas pariwisata ke desa tersebut. Pada 2013, Sofyan meminta Muslim menyiapkan lokasi alam bagi para wisatawan untuk melakukan aktivitas susur perkebunan cengkeh dan pala. Rute tersebut diakhiri di sebuah kamp untuk menikmati atraksi memasak menggunakan bambu yang disebut rimo dan pemantauan burung maleu (maleo).Persiapan itu memasuki tahap akhir dengan pembangunan sejumlah cottage. Pada tahun 2013, Sofyan sempat mengelola salah satu pantai yang diberi nama Pantai Galau. Di pantai itu pernah dihelat kegiatan Gelar Budaya Pesisir. Namun, empat bulan kemudian, tempat itu terpaksa ditutup karena pemilik lahan memutuskan mengambil alih pengelolaan. Upaya mendorong ekonomi desa lewat pariwisata juga mendapat tentangan dan penolakan dari sebagian penduduk. Mereka mengkhawatirkan dampak wisata pada kehidupan sosial setempat. Karena itu, upaya Sofyan, Muslim, dan para pemuda masih harus menempuh jalan panjang. Mereka harus meyakinkan para penduduk yang menentang, mempersiapkan keterampilan para pemuda untuk bekerja di industri pariwisata, dan memperkenalkan konsep wisata syariah kepada banyak pihak. (Ichwan Susanto/Fransiskus Pati Herin/Ingki Rinaldi)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000