BANTUL, YOGYAKARTA — Kekeringan membuat warga di sejumlah wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bergantung pada pasokan air bersih pemerintah daerah. Selama dua bulan terakhir, warga gagal menemukan sumber air bersih meski sudah melakukan berbagai cara.
Ketua Kelompok Perikanan Muda Mulia Desa Srimulyo, Kecamatan Bantul, Sukiman (51), mengatakan, warga sudah berusaha menggali sumur baru untuk mencari sumber air bersih. Namun, usaha warga sia-sia karena karakteristik tanah di Desa Srimulyo tidak dapat menampung dan mengalirkan air tanah.
”Warga berpikir semakin dalam digali akan semakin banyak sumber air. Namun, sudah coba digali sampai enam paralon (30 meter) yang keluar hanya pasir lempung berwarna putih,” ujar Sukiman, Senin (28/8/2017) kemarin, saat ditemui di Bantul.
Semua sumur yang ada di Desa Srimulyo telah kering sejak dua bulan lalu. Beruntung untuk kebutuhan irigasi sawah, warga masih dapat memanfaatkan aliran Kali Gawe yang merupakan bagian dari Sungai Opak.
Sebelumnya, Badan Geologi telah meneliti karakteristik tanah di Desa Srimulyo. Hasilnya menunjukkan, karakteristik tanah di lingkungan ini cenderung hanya bisa menyerap dan menampung air, tetapi tidak dapat mengalirkannya kembali. Solusi paling tepat untuk karakteristik tanah seperti ini adalah membuat sumur galian dangkal kemudian segera memompa air dari sumur tersebut untuk ditampung ke penampungan sebelum musim kemarau tiba.
Untuk saat ini, warga di Desa Kecamatan Srimulyo memanfaatkan bantuan air bersih dari Dinas Sosial Kabupaten Bantul dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut data BPBDI DIY, kekeringan tahun ini melanda delapan kecamatan di Bantul, yakni Kecamatan Piyungan, Dlingo, Imogiri, Pleret, Pandak, Pajangan, Pundong, dan Kasihan.
Bantuan air bersih
Secara terpisah, Ketua BPBD DIY Krido Supriyanto mengatakan, sebagai upaya penanggulangan kekeringan pihaknya telah menyalurkan 300 tangki air bersih untuk wilayah Bantul. Setiap tangki memiliki kapasitas mencapai 5.000 liter air bersih.
BPBD DIY juga telah menyalurkan sekitar 400 tangki air bersih untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Gunung Kidul. Kekeringan telah melanda tujuh kecamatan di Kabupaten Gunung Kidul, yakni Kecamatan Panggang, Purwosari, Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Rongkop, dan Girisubo.
Untuk langkah antisipasi, BPBD DIY juga menyiapkan 50 tangki air bersih untuk Kabupaten Kulon Progo. Meski hingga kini belum mendapat permintaan penyaluran air bersih, terdapat empat kecamatan di kabupaten ini yang rawan kekeringan, yakni Kecamatan Samigaluh, Kalibawang, Girimulyo, dan Kokap.
”Air yang berasal dari BPBD DIY disalurkan atas permintaan kabupaten setempat. Jika kekeringan berlanjut, pada Oktober kami akan menyediakan tambahan 1.500 tangki dari anggaran APBN dan ABPD DIY,” ujar Krido.
Pihak BPBD DIY juga telah berkoordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten dan kota untuk mendata sumber mata air dan kekurangan debit air. BPBD DIY juga mendata jumlah sumur bor, baik yang masih beroperasi dan tidak beroperasi, serta kendala yang dialami dan embung yang masih menyimpan air.