SIGLI, KOMPAS — Nursiah (43), yang berprofesi sebagai bidan, ditemukan tewas bersimbah darah pada Selasa (29/8/2017) sekitar pukul 16.00 WIB di sebuah rumah di Desa Beulangong Basah, Kecamatan Mutiara Timur, Kabupaten Pidie, Aceh. Polisi menduga pelaku pembunuhan adalah H (35), suami korban.
Kepala Polisi Resor Pidie Ajun Komisaris Besar Andi Nugraha Setiawan Siregar, Rabu (30/8/2017), mengatakan, korban ditemukan meninggal dengan kondisi luka sabetan senjata tajam di wajah, punggung, dan tangan. Baju putih yang dikenakan korban berubah menjadi merah karena berlumur darah.
Korban bekerja sebagai bidan di Puskesmas Pembantu Cot Bada Bireuen. Hari itu, korban dijemput suaminya, H, untuk diajak pulang ke Pidie dengan dalih menjenguk mertuanya yang sedang sakit.
Namun, sesampainya di rumah, pasangan suami istri itu terlibat pertengkaran. Tidak diketahui apa yang memicu pertengkaran itu, tetapi diduga akibat tersulut emosi, pelaku mengambil sebilah pisau lalu menusuk korban. Dalam keadaan terluka, korban lari menyelamatkan diri ke rumah saudaranya yang berdekatan, tetapi pelaku mengejar korban. Mendapati korban bersembunyi di kamar, pelaku mengambil parang dan menyabet korban dengan parangnya. Korban pun tewas ditempat.
Setelah membunuh istrinya, pelaku kabur. Polisi menyita pisau dan parang yang digunakan pelaku untuk membunuh korban.
Pelaku merupakan suami kedua korban, sedangkan suami pertamanya meninggal setahun lalu. Korban meninggalkan tiga orang anak masing-masing berusia 16 tahun, 12 tahun, dan 7 tahun.
Polisi masih mendalami motif di balik pembunuhan itu. Namun, informasi yang didapatkan, perhiasan korban seberat 92 gram raib. Diduga perhiasan itu dibawa kabur pelaku. Hingga kini pelaku tidak diketahui keberadaannya. ”Pelaku masih dalam pengejaran petugas,” kata Andi.