logo Kompas.id
NusantaraWarga Seira Mengapresiasi...
Iklan

Warga Seira Mengapresiasi Langkah Kodam Pattimura

Oleh
· 3 menit baca

SAUMLAKI, KOMPAS — Warga Pulau Seira, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku, mengapresiasi Kodam XVI/Pattimura atas respons yang cepat ihwal dugaan pencurian teripang di daerah itu. Kini, masyarakat menanti perkembangan penyelidikan dari kepolisian setempat.Penyelidikan oleh Kodam Pattimura hanya sebatas pada dugaan keterlibatan oknum anggota TNI AD. Adapun penyelidikan terhadap dugaan keterlibatan oknum pengusaha lokal, masyarakat sipil, ataupun aparatur negara lainnya secara undang-undang bisa dilakukan oleh polisi."Kami bersyukur masalah ini sudah ditanggapi Kodam Pattimura. Itu hal bagus. Kini, kami menunggu langkah dari kepolisian," kata Ketua Forum Peduli Masyarakat Lima Seira Pendeta Devi Paulus Lopulalan melalui telepon, Jumat (1/9). Devi mewakili warga di pulau berpenduduk sekitar 7.000 jiwa tersebut.Menurut dia, upaya penegakan hukum itu menunjukkan bahwa Kodam Pattimura mendengarkan jeritan warga Seira yang tidak bisa menikmati hasil teripang akibat pencurian itu. Padahal, perairan itu sedang di-sasi atau dilarang pengambilannya berdasarkan kearifan lokal.Pangdam Pattimura Mayjen Doni Monardo, sejak Agustus 2015, gencar memperkenalkan program Emas Biru untuk optimalisasi potensi laut di Maluku dan Maluku Utara demi kesejahteraan masyarakat. Karena itu, dia kecewa setelah mengetahui adanya dugaan keterlibatan anggota TNI AD dalam kasus itu. Harga 1 kilogram teripang berkisar Rp 245.000-Rp 1,8 juta.Kepala Penerangan Kodam Pattimura Letnan Kolonel (Arm) Sarkistan Sihaloho mengatakan, atas perintah Pangdam, tim penyidik di Detasemen Polisi Militer Pattimura diberi batas waktu hingga akhir pekan ini. Anggota yang diduga terlibat sudah ada di Ambon sejak Rabu lalu untuk menjalani pemeriksaan.Bahkan, semua anggota TNI AD dalam tugas perbantuan di Seira pun sementara ditarik. "Minggu depan sudah bisa kita tahu ada tersangka atau tidak. Jika ada, langsung dilakukan sidang disiplin," katanya.Devi menambahkan, kini, masyarakat menunggu kerja dari penyelidik Polres Maluku Tenggara Barat. Ada pengusaha yang memodali warga dengan memberikan kompresor sebagai alat bantu selam ketika mengambil teripang. Kepala Polres Maluku Tenggara Barat Ajun Komisaris Besar Heri Dian Dwiharta belum bisa dihubungi.Selain teripang, warga Seira, kata Devi, juga mulai khawatir dengan habitat ikan terbang di perairan itu. Setiap tahun, mulai Mei hingga Oktober, puluhan kapal ikan datang mengambil telur ikan di perairan Seira. Ia berharap instansi berwenang bisa menghentikan perburuan itu demi menjaga keberlanjutan populasi ikan terbang.Pekan lalu, Kompas pernah bertemu Amirudin (30) di atas kapal miliknya yang berlabuh dekat Pulau Ngolin, tak jauh dari Seira. Ia mengatakan, sekitar 30 kapal pencari telur ikan ada di perairan itu. Dalam satu bulan, satu kapal bisa mendapatkan sekitar 500 kg telur ikan. Harganya berkisar Rp 245.000-Rp 400.000 per kg. Hasil tangkapan itu dijual ke Saumlaki dan keuntungan bisa mencapai tiga kali lipat. (FRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000