Bupati Malang: Status Cagar Alam Pulau Sempu Tetap Dipertahankan
Oleh
DEFRI WERDIONO
·2 menit baca
MALANG, KOMPAS — Bupati Malang Rendra Kresna mempersilakan akses wisata ke Pulau Sempu tetap dibuka walau statusnya dipertahankan. Hal itu ia katakan untuk menyikapi wacana penurunan status Cagar Alam Pulau Sempu di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menjadi Taman Wisata Alam.
”Memang, di situ hutan konservasi. Jadi, jangan diturunkan (statusnya). Tidak apa-apa hutan konservasi tetap, tetapi dibuka untuk wisatawan. Tapi, wisatawan yang tidak merusak lingkungan,” ujar Rendra seusai mengikuti kegiatan Hari Pembelajaran Luar Sekolah di Sekolah SLB Pembina Tingkat Nasional Bagian C di Lawang, Kabupaten Malang, Kamis (7/9).
Menurut Rendra, kegiatan wisata tetap bisa berjalan meski status tempat tersebut cagar alam. Siapa pun diperbolehkan masuk ke Pulau Sempu asal didampingi oleh petugas. Jika petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tidak mencukupi, bisa dilakukan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Jika petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) tidak mencukupi, bisa dilakukan pemberdayaan masyarakat sekitar.
Masyarakat di sekitar Pulau Sempu, yang tinggal di kawasan Pantai Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, dapat dilatih menjadi pemandu wisata yang bersifat konservasi. Kunjungan wisatawan ke pulau 877 hektar tersebut pun direncanakan akan dibatasi.
”Selama ini jumlah wisatawan ke Pulau Sempu juga telah dibatasi karena petugas pendamping terbatas,” katanya. Rendra mencontohkan wilayah konservasi lainnya, yakni Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tetap bisa diakses wisatawan dari beberapa daerah. Padahal, TNBTS merupakan kawasan konservasi.
Tidak boleh ada bangunan
Pada kesempatan ini, Rendra juga menandaskan tidak boleh ada bangunan permanen dari bahan semen di pulau konservasi tersebut meski nantinya akses wisata dibuka. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadi kerusakan lingkungan. ”Kalau hanya bangunan peneduh (nonpermanen) di bibir pantai, tidak apa-apa,” ujar Rendra, yang mengaku belum diajak koordinasi oleh pihak kementerian tentang masalah ini.
Sebelumnya, organisasi pemerhati satwa Profauna Indonesia menolak wacana penurunan status Cagar Alam Pulau Sempu menjadi Taman Wisata Alam. Penurunan tersebut dikhawatirkan akan mengancam kelestarian fauna dan flora langka yang ada di dalamnya.
Ketua Profauna Indonesia Rosek Nursahid mengatakan, penurunan status Pulau Sempu merupakan sebuah langkah mundur dalam konservasi. Tekanan atas dasar pertimbangan ekonomi, yakni soal pariwisata, bukan alasan pembenar untuk menurunkan status daerah konservasi.
Tekanan atas dasar pertimbangan ekonomi, yakni soal pariwisata, bukan alasan pembenar untuk menurunkan status daerah konservasi.
Berdasarkan pengamatan Profauna di Sempu, terdapat lebih dari 90 spesies burung. Beberapa spesies burung langka dan dilindungi, seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi), elang hitam (Ictinaetus malayensis), dan rangkong badak (Buceros rhinoceros) terdapat di pulau ini.
Di tempat itu juga terdapat beberapa jenis primata, antara lain lutung jawa (Trachypithecus auratus), jelarang (Ratufa bicolor), kukang (Nycticebus SP), dan sejumlah reptil, termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata).