Kemsos Tagih Komitmen Pemkab
BANTUL, KOMPAS — Kementerian Sosial menagih komitmen pemerintah daerah dalam implementasi program Desaku Menanti untuk pemberdayaan gelandangan dan pengemis. Tanpa keseriusan pemerintah daerah, akar masalah tunawisma tak akan selesai dengan tuntas.Desaku Menanti adalah nama program penyediaan rumah untuk gelandangan dan pengemis yang diinisiasi Kementerian Sosial (Kemsos) bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda). Selain disediakan rumah, gelandangan dan pengemis juga akan dilatih agar dapat berdaya secara mandiri."Tidak semua daerah punya regulasi pemberdayaan gelandangan dan pengemis sehingga program ini belum berjalan mulus di setiap daerah," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemsos Marjuki di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (6/9).Dalam program ini, Kemsos memberikan insentif bahan baku rumah tinggal untuk gelandangan dan pengemis senilai Rp 30 juta per rumah. Sementara pemda bertanggung jawab menyediakan lahan untuk permukiman yang akan ditinggali tunawisma.Marjuki menjelaskan, sebelum menghuni rumah, gelandangan dan pengemis menjadi warga binaan untuk mendapat bimbingan keterampilan selama sebulan. Di Kota Malang, Jawa Timur, program Desaku Menanti yang dimulai pada 2016 berhasil memberdayakan mantan gelandangan dan pengemis. Lokasi permukiman yang dibangun di Desa Telogowaru, Kecamatan Kedungkandang, sekarang ini dikenal sebagai Kampung Wisata Topeng. Sebanyak 38 keluarga mantan gelandangan dan pengemis di Kampung Wisata Topeng menggeluti ekonomi kreatif sebagai produsen topeng, gantungan kunci, dan hiasan dinding. Pada 14 Februari 2017, Pemerintah Kota Malang meresmikan kampung itu sebagai kampung wisata.Namun, hal berbeda terjadi di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Sebanyak 40 rumah yang selesai dibangun pada pertengahan 2016 tidak dihuni karena dinilai berada di daerah rawan bencana.Padahal, Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, Kemsos, Benny Setia Nugraha mengatakan, sebanyak 40 keluarga mantan gelandangan dan tunawisma pernah diberikan pelatihan keterampilan selama tiga bulan dan dana UEP (usaha ekonomi produktif) sebesar Rp 5 juta per keluarga. (dim)