Alex Dikenang Egaliter dan Terbuka
PEKALONGAN — Wali Kota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaid (47) yang biasa disapa Alex meninggal di RSUD Bendan, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (7/9) pukul 15.30. Sosok yang dikenal egaliter dan terbuka itu akan dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Djunaid, hari ini, selepas shalat Jumat. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Pekalongan Sri Budi Santoso, saat dihubungi dari Semarang, mengatakan, pada Kamis pukul 11.30, Alex baru tiba dari Makassar, Sulawesi Selatan, guna menghadiri Konferensi Kota Kreatif Indonesia. Tiba di rumah pribadi, Alex bermaksud beristirahat sebelum ke kantor pada pukul 13.00. ”Beliau kemudian terjatuh di kamar mandi. Begitu ketahuan, langsung dibawa ke IGD RSUD Bendan. Sempat dilakukan tindakan, tetapi Alex tidak tertolong,” kata Sri Budi. (dit)
Penyelundupan 4 Ton Premium Digagalkan
TARAKAN — Tak mengantongi izin usaha, DM (53) yang mengangkut 4 ton bahan bakar minyak bersubsidi dari Tarakan, Kalimantan Utara, ditangkap polisi, Selasa (5/9) malam. Saat kapal patroli melintasi di daerah Jembatan Besi terlihat perahu cepat panjang (longboat) yang mengangkut 18 drum berisi premium. Kepala Polres Tarakan Ajun Komisaris Besar Dearystone Michael Hence Royke Supit, Kamis (7/9), mengutarakan, DM tak bisa menunjukkan surat izin usaha. ”Dia (DM) tidak bisa menunjukkan dokumen sama sekali. Motoris (pengemudi) longboat kami bawa untuk diperiksa. Dari pengakuannya, premium akan dibawa ke Sekatak, Kabupaten Bulungan (Kaltara), untuk dijual lagi,” katanya. Di Sekarak, harga bensin eceran Rp 15.000 per liter. Kepala Bagian Humas Pemkot Tarakan Anugrah Yega Pranatha berharap polisi rutin melakukan patroli. (PRA)
Seorang Nenek Diduga Dibunuh Perampok
LHOKSUKON — Rudaimah (60), warga Desa Buket Linteueng, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, ditemukan tewas bersimbah darah, Rabu (6/9) sekitar pukul 21.00, di rumahnya. Korban diduga dibunuh perampok. Kepala Kepolisian Resor Aceh Utara Ajun Komisaris Besar Untung Sangaji, yang dihubungi pada hari Kamis (7/9), mengatakan, jasad Rudaimah pertama kali ditemukan oleh Junaidi (32), keponakannya. Jasad korban tergeletak di ruang tengah. Leher korban berlumur darah. Rudaimah yang sudah menjanda itu bekerja sebagai petani. Di rumahnya, tinggal bersama salah satu anaknya bernama Masriani (38). Namun, saat peristiwa pembunuhan itu, Masriani sedang tidak berada di rumah. ”Polisi masih mendalami motif pembunuhan. Dugaan sementara korban dibunuh oleh perampok,” kata Untung. (ain)