Masyarakat Tidak Boleh Bergantung pada BPJS Kesehatan
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Seiring dengan perubahan perilaku masyarakat dalam hal pola hidup, ternyata tren penyakit yang berkembang justru penyakit yang tidak menular. Penyakit tidak menular tersebut antara lain hipertensi, diabetes, penyakit jantung, kanker, dan migren (vertigo).
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo, Jumat (8/9), mengatakan telah terjadi perubahan tren penyakit. Sebelumnya, penyakit yang berkembang justru, antara lain, demam berdarah, diare, tuberkulosis, penyakit HIV, dan flu berat.
”Merebaknya penyakit tidak menular pasti menunjukkan ada pola hidup di masyarakat yang bergeser. Masyarakat tidak lagi menjaga kesehatan secara mandiri,” ujar Yulianto.
Ia khawatir, pola hidup tidak sehat telah menjangkiti masyarakat terutama yang hidup di perkotaan. Mereka tidak lagi peduli pada kesehatan dan olahraga serta mengabaikan makanan sehat.
Untuk itu, dinas kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota kini melakukan sosialisasi hidup sehat di masyarakat. Hidup sehat perlu diperhatikan masyarakat terutama mereka yang berusia di atas 45 tahun. Hidup sehat ditekankan untuk mengurangi makanan yang mengandung bahan pengawet dan agar banyak makan sayuran.
Yulianto menegaskan, masyarakat yang tidak memperhatikan kesehatannya tidak menyadari bahwa penyakit tidak menular itu justru berisiko biaya tinggi dalam masa pengobatannya.
”Penyakit tidak menular itu masa penyembuhannya lama. Biaya pengobatannya mahal. Apabila kondisi ini sudah terlalu parah, tentu akan menambah beban di sektor kesehatan bagi negara,” tutur Yulianto.
Jaga kesehatan
Pengamat kesehatan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, drg Zahrah S, menduga, semakin banyak orang tidak lagi memperhatikan kesehatan, mengabaikan perawatan kesehatan bisa juga salah dalam menilai kepesertaan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Mereka beranggapan, dengan ikut BPJS Kesehatan, kalau sakit tinggal ke rumah sakit atau dokter tanpa perlu membayar mahal. Mereka sudah ditanggung oleh jaminan kesehatan itu.
Padahal, memelihara kesehatan secara mandiri itu penting, bahkan harus dilakukan mengiringi kepesertaannya dalam BPJS Kesehatan. Hal ini supaya mereka menyadari bahwa kesehatan tetap paling utama, yang harus dijamin oleh perilaku hidup yang sehat, bukan bergantung pada program BPJS Kesehatan.
”Saya kira perlu di masyarakat terus-menerus memperoleh promosi kesehatan, yang mengajari mereka harus hidup sehat supaya tidak mudah terkena penyakit tidak menular akut,” ujar Zahrah.