Polisi Selidiki Dugaan Kelalaian Para Pekerja
KARIMUN, KOMPAS — Penyidik Polda Kepulauan Riau mulai memeriksa kebakaran pada tanker Gamkomora milik Pertamina, Kamis (7/9), di Batam. Dalam keterangan awal, diduga insiden yang menyebabkan lima orang tewas itu dipicu kelalaian.Kepala Polda Kepulauan Riau Irjen Sambudi Gusdian mengatakan, ada dugaan pelanggaran prosedur keselamatan saat perbaikan tanker di galangan PT ASL Marine, Batam. Pekerja diduga belum membersihkan lokasi kerja dari minyak dan benda-benda mudah terbakar saat pengelasan dimulai. "Percikan api las membakar minyak dan oli dalam ruangan tempat pengelasan," ujarnya, Jumat (8/9), di Karimun, Kepulauan Riau.Keterangan itu didapat penyidik dari para pekerja di galangan tersebut. Para penyidik masih mengumpulkan data penguat untuk membuktikan dugaan kelalaian itu. Apalagi, ada keterangan pekerja bahwa sebagian orang di galangan itu kerap tidak menggunakan peralatan keselamatan yang memadai. Padahal, pekerjaan di galangan kapal termasuk berisiko tinggi dan peralatan keselamatan seharusnya menjadi hal mutlak.Seperti diberitakan, tanker Gamkomora milik Pertamina tengah diperbaiki di galangan PT ASL Marine. Pada Kamis sore, terjadi kebakaran diikuti ledakan di dalam lambung kapal. Lima pekerja tewas dan seorang lainbya dalam kondisi kritis. Korban tewas itu bernama Nimrot Hutagalung, Onik Saputra, Faisal Koto, Rusli Tan, dan Milik Majida (Kompas,8/9).Untuk mencari penyebab insiden, penyidik meminta keterangan para pekerja, manajemen PT ASL, dan perwakilan Pertamina. Pemeriksaan manajemen ASL terutama untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam perbaikan tanker itu. "Perbaikannya dilakukan subkontraktor PT ASL. Penyidik perlu mengetahui prosedur pemilihan subkontraktor, pengawasan pekerjaan, dan perekrutan pekerja," kata Sambudi. Manager Communication dan Relations PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara Fitri Erika di Medan mengatakan, sejak 1 September 2017, kapal itu sudah diserahterimakan kepada galangan PT ASL Shipyard Batam untuk perawatan berkala. Jadi, saat ini tanggung jawab atas kapal itu berada pada pihak galangan PT ASL Shipyard. (RAZ)