logo Kompas.id
NusantaraKemitraan Perpendek Mata...
Iklan

Kemitraan Perpendek Mata Rantai Distribusi

Oleh
· 2 menit baca

PALU, KOMPAS — Pembudidaya rumput laut di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, kini mulai bermitra dengan perusahaan pengolahan rumput laut. Hal ini untuk memperpendek rantai distribusi sehingga nilai jual rumput laut dari pembudidaya lebih kompetitif.Moh Sapri (46), pembudidaya rumput laut di Desa Avolua, Kecamatan Parigi Utara, Parigi Moutong, mengatakan, dengan bermitra, harga terendah rumput laut kering jenis Eucheuma spinosum Rp 6.000 per kilogram (kg). "Harga ini bagus karena kami masih dapat keuntungan yang cukup. Selama ini harga tidak stabil, sering di bawah Rp 6.000 per kilogram," ujarnya saat dihubungi dari Palu, Sulteng, Selasa (12/9).Salah satu poin dalam kemitraan itu adalah harga terendah Eucheuma spinosum dipatok Rp 6.000 per kg. Saat harga pasaran rumput laut jenis itu naik, perusahaan membeli dengan harga pasaran tersebut.Namun, pembudidaya wajib mengikuti standar kualitas pengeringan rumput laut yang ditetapkan perusahaan, yaitu menggunakan sistem sauna. Dalam sistem ini, rumput laut yang baru dipanen dikeringkan dalam plastik transparan selama sekitar 8 jam. Setelah itu pengeringan dilakukan tanpa plastik.Bulan lalu, Sapri menjual 500 kg rumput laut kering ke perusahaan mitra seharga Rp 6.000 per kg. Bulan ini bakal dipanen sekitar 600 kg rumput laut. Harga Rp 6.000 per kg saat ini memang merupakan harga pasaran."Kami sering mengalami harga jual rumput laut di bawah harga pasar karena ulah pengepul. Tidak menjual rumput laut berarti kebutuhan rumah tangga tidak bisa terpenuhi," ujar Sapri.Sapri mengatakan, selain harga kompetitif, kemitraan dengan perusahaan pengolah rumput laut juga memberikan jaminan penyerapan pasar. Dengan pasar yang jelas, pembudidaya bekerja maksimal karena rumput laut pasti terjual.Kepala Seksi Kelembagaan Usaha Pembinaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Parigi Moutong Jufri Lakmadi menjelaskan, pola kemitraan itu baru melibatkan sebagian kecil pembudidaya. Jumlahnya 40 orang yang tersebar di Kecamatan Ongka Malino dan Parigi Utara dengan masa kontrak satu tahun."Kami akan usahakan agar kemitraan ini diperpanjang serta mencakup lebih banyak pembudidaya, baik dengan perusahaan yang sama maupun perusahaan pengolahan rumput laut lainnya," ujar Jufri.Jufri mengatakan, selama ini masalah fluktuasi harga menjadi pergulatan klasik pembudidaya rumput laut. Karena harga ditentukan pasar, pembudidaya tidak mempunyai daya tawar. Kemitraan dengan perusahaan mengatasi kondisi tersebut.Sulteng merupakan salah satu penghasil rumput laut di Sulawesi dengan produksi rata-rata 1,2 juta ton rumput laut basah per tahun dari 100.000 hektar areal budidaya. Selain Parigi Moutong, sentra budidaya rumput laut lainnya adalah Kabupaten Tolitoli dan Banggai Kepulauan. (VDL)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000