GROBOGAN, KOMPAS — Kemarau menjadi puncak krisis air bagi sebagian warga yang berada di Dusun Jati, Desa Cekel, Kecamatan Karangayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (13/9). Sejak tidak beroperasinya instalasi air bersih selama tiga tahun lalu dari Kedungombo menuju Dusun Jati, warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Kemarau yang mencapai puncaknya menyebabkan sumur-sumur tandon air hujan milik warga mulai mengering. Sebagian warga membeli dari tetangga desa mereka yang mengoperasikan sumur bor untuk mendapatkan akses air bersih.
Sekitar 450 keluarga di Dusun Jati juga mengandalkan ceruk-ceruk dasar Sungai Kalimati. Mereka menggali dasar sungai yang telah mengering sebelumnya untuk mendapatkan sisa-sisa air. Kondisi itu dramatis karena air tidak lagi mengalir sehingga dasar sungai terpaksa ”dikeruk”.
Karmini pun menggunakan tempayan dari tanah liat untuk menampung air yang diperoleh dari ceruk Kalimati. ”Kalau kemarau datang, Kalimati selalu ramai setiap saat warga mencari air seperti saya,” ujar Karmi.
Menurut Ali Sumadi, Ketua RT 001, Dusun Jati, mendapatkan air dari ceruk Sungai Kalimati menjadi rutinitas warga. ”Sudah tiga tahun warga krisis air di dusun ini, air dari PAM tidak menyala,” lanjut Ali.