SKOUW, KOMPAS — Pos Lintas Batas Negara di daerah Skouw Wutung, Kota Jayapura, Papua, kini tidak hanya menjadi fasilitas untuk kegiatan pelintasan antara warga Indonesia dan Papua Niugini (PNG). Lambat laun, pos tersebut seolah menjadi alternatif destinasi wisata.
Tiap minggu, jumlah pengunjung ke pos lintas batas, yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 9 Mei 2017, itu sekitar 5.000 orang.
Hal ini diungkapkan Kepala Biro Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Provinsi Papua Susana Wanggai saat mendampingi 300 peserta Kolaborasi Tunas Integritas Nasional II tahun 2017 yang mengunjungi Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Skouw, Jayapura, Provinsi Papua, Kamis (14/9).
Kolaborasi Tunas Integritas Nasional adalah kegiatan yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menyosialisasikan dan memberikan pengetahuan tentang sistem manajemen risiko sehingga menghasilkan birokrasi yang berintegritas.
Susana mengatakan, biasanya para wisatawan lokal yang memadati PLBN Skouw. ”Tempat ini juga dipadati warga PNG yang hendak berbelanja di Pasar Skouw di daerah perbatasan pada hari pasar, yakni hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Namun, saat ini, warga setempat juga memadati PLBN Skouw untuk berekreasi dan sekadar berfoto-foto,” kata Susana.
Susana menambahkan, pemerintah terus menyiapkan sejumlah fasilitas untuk menunjang pelayanan PLBN Skouw menjadi salah satu pusat ekonomi di Papua. ”Saat ini di PLBN Skouw telah tersedia fasilitas penukaran uang. Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga membangun pasar modern di Skouw,” ujarnya.
PLBN Skouw dibangun di atas lahan seluas 10,2 hektar yang terdiri atas 10 bangunan. Fasilitas yang tersedia di PLBN Skouw tak hanya terkait dengan aktivitas keimigrasian dan balai karantina, tetapi juga terdapat pusat jajanan dan kerajinan tangan serta pencucian mobil.
PLBN Skouw adalah adalah PLBN kelima yang diresmikan Presiden Jokowi. Sebelumnya, PLBN yang telah diresmikan adalah PLBN Mota Ain, Nusa Tenggara Timur, dan di Kalimantan Barat, terdiri dari PLBN Entikong, PLBN Badau, dan PLBN Aruk.
Suratiningsih, salah satu peserta Kolaborasi Tunas Integritas Nasional II asal Kota Tangerang Selatan, Banten, mengaku sangat senang bisa menginjakkan kaki di area perbatasan Papua dan PNG. ”Baru pertama kali saya menginjakkan kaki di ujung timur Indonesia, Papua. Ternyata daerahnya aman dan warganya sangat ramah,” ujar pegawai Inspektorat Kota Tangerang Selatan ini.
Sementara itu, Rahmat, salah seorang PNS Bappeda Litbang Kota Palembang, Sumatera Selatan, juga mengaku baru pertama kali ke Papua dan langsung mengunjungi PLBN Skouw. ”Terdapat aneka aksesori khas PNG yang bisa didapatkan di sekitar lokasi PLBN Skouw. Hubungan warga dari kedua negara di daerah perbatasan ini ternyata sangat bersahabat,” kata Rahmat.