MOJOKERTO, KOMPAS — Tanah longsor tiba-tiba terjadi di tambang galian pasir dan batu (bahan galian C) di Dusun Glogok, Desa Sumbertanggul, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (14/9. Empat pekerja tambang pun tewas seketika di lokasi kejadian.
Pekerja tambang yang meninggal dunia ialah Iswanto (35) dan Wijanarko (35), yang keduanya warga Dusun Glogok RT 002 RW 010, Desa Sumbertanggul. Kemudian, Rajino (40), warga Dusun Jurangsari, Desa Belahan Tengah, Kecamatan Mojosari, serta Kadir (60), warga Dusun Glogok, RT 001 RW 010, Desa Sumbertanggul.
Keempat jenazah korban kemudian diangkut ke RSUD Prof Dr Soekandar, Mojokerto. Satu pekerja tambang lainnya, Budiono (50), warga Glogok, juga terkena tanah longsor, tetapi ia lolos dari maut karena melompat meski kemudian menderita luka ringan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Kompas, tanah itu longsor begitu saja. Kegiatan penambangan pasir batu tersebut pun tergolong ilegal. Tidak ada kontrol dan pemeriksaan oleh dinas berwenang setempat. Padahal, tebing bukit yang longsor setinggi 25 meter.
Kepala Bagian Humas Kepolisian Resor Mojokerto AKP Sutarto mengatakan, semua pekerja tambang itu sedang memindahkan timbunan hasil petambang yang sudah digali sehari sebelumnya. Pasir dipindahkan dari timbunannya ke atas truk yang dikemudikan Agus Supriyadi (40), kemudian tebing pasir pun longsor.
Akibat peristiwa itu, kini pengemudi truk dan pemilik lokasi tambang, yakni Masduki (52), diperiksa oleh aparat dari Kepolisian Sektor Mojosari.
Kepala Polsek Mojosari Kompol Hery Sucahyo mengatakan, sudah sekitar 2 tahun ini izin tambang milik Masduki habis masa berlakunya. Izin itu juga tidak diperpanjang. Walau demikian, operasi tambang tetap dapat berjalan karena para pekerja menambang di balik bukit sehingga aktivitasnya tidak tampak oleh masyarakat umum.