Industri di DAS Citarum Ditertibkan
BANDUNG Masyarakat di sekitar kawasan industri tekstil Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, menyambut baik niat Pemerintah Provinsi Jawa Barat memidanakan industri pencemar Sungai Citarum. Puluhan tahun, warga Bandung selatan menderita karena terpaksa menggunakan air Sungai Citarum yang tercemar limbah kimia berbahaya. "Negara semestinya tidak boleh kalah. Rakyat tidak boleh menyerah. Citarum harus merdeka dari "penjajah" yang melakukan perusakan dan pencemaran," ujar Ketua Komunitas Elemen Lingkungan (Elingan) Bandung Selatan Deni Riswandani di Majalaya, Kabupaten Bandung, Sabtu (16/9). Malapetaka lingkungan terus berlangsung di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Warga yang tinggal di kawasan ini menderita karena menjadi langganan korban banjir pada musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau. Pada musim kemarau, nasib warga tak kalah mengenaskan. Sebagian dari mereka terpaksa menggunakan air yang sudah terkena limbah beracun. Deni mencontohkan, hal itu secara turun-temurun dialami warga yang tinggal di sentra industri tekstil Majalaya. Ini karena hampir semua pabrik tekstil di Majalaya membuang langsung limbah beracunnya ke Citarum. Padahal, sungai ini masih dipakai untuk keperluan air minum bagi warga di hilir, termasuk 80 persen warga DKI Jakarta.Dalam kaitan itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menggelar rapat evaluasi pelaksanaan gerakan Citarum Bestari (Bersih dan Lestari) yang dihadiri jajaran Pemkab Bandung, Bandung Barat, Pemkot Bandung, Pemkot Cimahi, dan pimpinan Forum Komunikasi Pemerintah Daerah Jabar."Intinya, koordinasi dan pemantapan langkah-langkah yang harus dilakukan ke depan," ujar Ahmad Heryawan, Jumat.Pemprov Jabar akan mendatangi satu per satu industri yang berdekatan dengan aliran Sungai Citarum guna memastikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) setiap perusahaan berjalan baik. Pemprov akan membawa serta para pihak, seperti kejaksaan, TNI, dan Polri, untuk segera menentukan langkah-langkah hukum apabila industri itu masih saja membandel.Industri di sepanjang Sungai Citarum mulai 30 kilometer dari mata air hulunya di Gunung Wayang hingga bermuara di Tanjung Karawang, Laut Jawa, berjumlah 608 industri. Sebagian besar dari pabrik-pabrik tersebut adalah industri tekstil yang berjumlah 468 unit."Ada industri yang telah menggunakan IPAL dengan baik, tetapi ada juga yang IPAL-nya tidak digunakan alias IPAL- IPAL-an," ujar Heryawan. (DMU)