logo Kompas.id
NusantaraTarif Listrik Batam Naik
Iklan

Tarif Listrik Batam Naik

Oleh
· 3 menit baca

BATAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau akhirnya setuju menaikkan lagi tarif listrik di Batam, Kepulauan Riau. Persetujuan itu diberikan setelah pemadaman listrik bergilir melanda Batam sejak 1 September 2017. Gubernur Kepulauan Riau Nurdin Basirun mengatakan, pertimbangan utama adalah keandalan penyediaan listrik. Karena itu, Pemprov Kepri setuju ada kenaikan tarif listrik di Batam. "Ketersediaan listrik harus terjaga karena menjadi daya tarik investasi. Setelah ini, jangan ada pemadaman lagi," ujarnya, Jumat (15/9), di Batam.Pelayanan listrik di Batam berbeda dibandingkan daerah lain di Indonesia. Tarif ditentukan pemerintah daerah, sedangkan daya disediakan swasta. Selain PT Pelayanan Listrik Nasional Batam, listrik Batam dipasok empat operator lain. Namun, empat operator lain hanya melayani pelanggan industri di kawasan tertentu. Adapun PLN Batam melayani seluruh pelanggan rumah tangga, industri, dan komersial.Dalam pertemuan yang dihadiri manajemen PLN Batam dan sejumlah pejabat, Jumat, disepakati tarif naik 15 persen pada September 2017. Selanjutnya, pada Desember 2017, tarif naik lagi 15 persen. Sebelumnya, tarif listrik di Batam naik 15 persen pada semester I-2017. Pertemuan itu dilakukan setelah Batam dilanda pemadaman bergilir sejak 1 September 2017. Dalam surat pada 31 Agustus 2017 kepada Gubernur Kepri, manajemen PLN Batam menyatakan tidak sanggup menyediakan listrik dengan tarif lama. Manajer Komunikasi PLN Batam Bukti Panggabean, yang baru bisa dihubungi, Minggu (17/9), menuturkan, biaya pokok penyediaan listrik Batam Rp 1.448 per kWh. Sementara harga penjualan Rp 1.350 per kWh atau lebih rendah Rp 98 per kWh. Dengan kenaikan itu, menurut PLN Batam, tarif di Batam tetap lebih murah dibandingkan daerah lain di Indonesia. Sebagai pembanding, pemerintah menetapkan tarif listrik maksimal Rp 1.467,28 per kWh untuk pelanggan rumah tangga, bisnis, dan industri. Untuk penyediaan listrik di Batam, PLN Batam mengaku rugi. Namun, untuk unit bisnis di luar Batam, anak perusahaan PT PLN itu mengakui ada keuntungan.Menangguk untungDalam laporan tahunan PT PLN Persero 2016, ada bagian yang menjelaskan soal pendapatan PLN Batam. Disebutkan, PLN Batam untung Rp 200 miliar pada 2016. Tahun lalu, PLN Batam membelanjakan Rp 3,061 triliun. Pendapatannya dilaporkan Rp 3,261 triliun. Laporan keuangan 2016 menyebutkan, PLN Batam mendapatkan pasokan dari PT Perusahaan Gas Negara. Untuk kontrak 15 tahun sejak 2004 hingga 2019, PLN Batam membayar maksimal 3,32 dollar AS per MMBTU. Sebagai pembanding, harga gas rata-rata di Batam tidak pernah kurang dari 7 dollar AS. Di Medan, harga gas malah mencapai 12 dollar AS per MMBTU.Dalam sejumlah kesempatan, harga bakar disebut sebagai salah satu alasan kenaikan tarif. Pemerintah pernah menyetujui kenaikan tarif pada 2011, 2014, 2015, dan 2017. Dengan kesepakatan pada akhir pekan lalu, pelanggan harus menanggung kenaikan tarif hingga tiga kali selama 2017. Saat ini, PLN Batam menyediakan 416 megawatt pada beban puncak. Dengan porsi pelanggan rumah tangga naik dari 68 persen menjadi 75 persen, PLN Batam mengaku menanggung subsidi silang semakin tinggi. Di masa lalu, subsidi silang dihasilkan dari tarif listrik industri dan komersial yang lebih tinggi dibandingkan pelanggan rumah tangga. Seiring kelesuan industri Batam, pelanggan industri melorot dari 32 persen menjadi 25 persen. Sementara itu, porsi pelanggan rumah tangga terus bertambah. (RAZ)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000