logo Kompas.id
NusantaraHarga Lada Petani "Jatuh"
Iklan

Harga Lada Petani "Jatuh"

Oleh
· 3 menit baca

PANGKAL PINANG, KOMPAS — Dalam setahun terakhir, harga lada di Kepulauan Bangka Belitung anjlok dari rata-rata Rp 160.000 per kilogram menjadi rata-rata Rp 70.000 per kg. Kondisi itu diperburuk dengan hasil panen yang sedikit dan kerap rusak.Petani lada di Bangka Tengah, Feni, menuturkan, penurunan harga lada sudah terjadi sejak awal 2016. Padahal, harga lada pernah melebihi Rp 200.000 per kg pada 2015. "Kami tidak bisa apa-apa, bukan kami yang menentukan harga," katanya.Dengan harga jual rata-rata Rp 60.000 per kg, petani nyaris tidak bisa hidup dari lada. Sekarang, setiap hektar kebun rata-rata menghasilkan hanya 1,3 ton per tahun. Dengan demikian, petani hanya mendapat Rp 6,5 juta per bulan dari hasil menjual panen lada. Nilainya semakin mengecil jika harus menghitung modal yang besarnya beragam.Kebutuhan wajib ladang lada adalah bibit, tiang rambatan, dan pupuk. Di beberapa ladang masih ditambah dengan upah pekerja harian. "Untuk awal-awal tumbuh, harus rajin dibersihkan dan dipupuk," kata Mustari, petani lada di Bangka Tengah.Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan membenarkan penurunan harga itu. Babel tidak bisa berbuat apa-apa atas penurunan harga itu. "Mekanisme pembentukan harga sepenuhnya ada di pasar dan kami tidak punya wewenang ke sana," katanya. Pemprov Babel menyiapkan langkah lain untuk memperbaiki penghasilan petani lada. Pertama, menyiapkan empat juta pucuk bibit unggul. Lalu, seluruh bibit itu akan dibagikan untuk musim tanam 2018. Kemudian, pembagian bibit akan diikuti dengan penyuluhan cara bertani lada. Meski lada sudah dibudidayakan di Babel lebih dari dua abad, masih banyak cara penanaman yang tidak mendukung hasil optimal. Langkah selanjutnya adalah cara pengolahan hasil panen serta menyiapkan lembaga untuk menyediakan penyimpanan lada. Petani yang menyimpan lada akan diberi bukti penyimpanan atau resi gudang. Lembaga itu ditargetkan beroperasi paling lambat saat musim panen 2018. Langkah terakhir, membuka jalur perdagangan ke Eropa. Perwakilan beberapa negara sudah datang ke Babel dan membahas soal perdagangan langsung itu. Pulihkan harga karetSementara itu, Front Pembela Rakyat Kalimantan Barat meminta pemerintah memulihkan harga karet yang saat ini anjlok pada kisaran Rp 5.000-Rp 6.000 per kg. Harga karet yang tak kunjung pulih membuat ekonomi petani kian merosot. Koordinator Front Pembela Rakyat Kalimantan Barat Wahyu Setiawan, di Bundaran Digulis Pontianak dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, Senin (25/9), mengatakan, kondisi petani karet di Kalbar makin memprihatinkan. Kesejahteraan mereka kian merosot karena harga yang tak kunjung pulih. "Tidak ada jaminan dari pemerintah untuk memulihkan harga karet ataupun membuat kebijakan standar harga beli karet petani yang lebih layak. Petani semakin sulit. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka pun sulit. Demikian juga untuk biaya anak-anak mereka sekolah. "Padahal, banyak yang bergantung pada karet," ujar Wahyu. Hal itu terjadi karena tidak ada keberpihakan pemerintah terhadap komoditas yang banyak diusahakan oleh petani, contohnya karet. Padahal, ada sekitar 1,2 juta orang dari 4,5 juta jumlah penduduk di Kalbar yang menggantungkan hidupnya dari karet. (RAZ/ESA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000