BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa mendorong kaum muda dan terpelajar agar mengabdi di perdesaaan. Salah satunya, dengan cara mendorong kaum muda untuk maju sebagai calon kepala desa.
Kepala Bidang Perencanaan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa I Wayan Gunawan, Selasa (26/9), mengatakan, selama ini jabatan kepala desa dinilai tidak menarik oleh kaum terpelajar. Jabatan kepala desa pun lebih banyak diisi oleh orang tua dengan jenjang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP).
Namun, sejak dua tahun terakhir, minat kaum muda dan terpelajar untuk menjabat sebagai kepala desa mulai terlihat. ”Dari setiap desa, ada 5-10 orang yang maju sebagai calon kepala desa. Semuanya merupakan tokoh muda dan lulusan sarjana,” kata Wayan.
Menurut Wayan, selama ini Pemprov Lampung mendorong agar kaum muda bersedia mengabdi dan mengembangkan desanya. Upaya itu ditempuh dengan cara melakukan sosialisasi ke desa tentang pentingnya peran pemuda dalam pembangunan desa.
”Tokoh muda diharapkan memberikan perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan ilmu dan penerepan teknologi, masyarakat desa dapat berdaya tanpa harus meninggalkan tanah kelahirannya,” katanya.
Dia menambahkan, penyaluran dana desa juga semakin memicu semangat warga desa untuk mengembangkan desanya masing-masing. Ketersedian dana membuat perangkat desa dan masyarakat dapat melakukan pembangunan infrastruktur di perdesaan. Selain itu, mereka juga dapat menjalankan berbagai program pemberdayaan masyarakat, misalnya kursus menjahit bagi ibu-ibu rumah tangga.
Menurut dia, kemunculan tokoh muda membuat pengelolaan dana desa dan program pemberdayaan masyarakat desa semakin tertata. Berbagai sistem layanan dan program pemberdayaan masyarakat juga sudah menerapkan teklonogi informasi. Selain itu, penyerapan dana desa juga semakin baik. ”Selama dua tahun terakhir, penyerapan dana desa naik dari 90 persen menjadi 95 persen. Laporan penggunaan dana desa juga semakin baik,” ujarnya.
Wayan mencontohkan, sejumlah desa telah mampu menerapkan teknologi informasi untuk pelayanan masyarakat. Di Desa Hanura, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, misalnya, perangkat desa mengembangkan laman untuk pelayanan masyarakat. Warga yang ingin membuat surat keterangan dari desa dapat mengunduh dokumen melalui gawai dari rumah. Mereka lalu diarahkan untuk mengisi identitas sesuai dengan kebutuhan. Keesokan harinya, warga dapat mengambil surat yang sudah jadi di kantor kepala desa.
”Sistem ini tentu memudahkan warga yang mempunyai banyak kesibukan. Selain itu, lebih efisien dan bebas pungutan liar,” ujarnya.
Di Desa Gunung Rejo, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran, perangkat desa juga memanfaatkan teknologi informasi untuk menjual produk hasil pertanian warganya.
Kepala Desa Gunung Rejo Suranto mengatakan, warga dapat berhubungan langsung dengan penjual dari Jakarta untuk menjual berbagai hasil pertanian, misalnya cabai dan sayuran. Selain itu, petani cokelat juga dapat memantau harga komoditas melalui gawai.