logo Kompas.id
NusantaraWarga Tubir Masiwang Bersedia ...
Iklan

Warga Tubir Masiwang Bersedia Direlokasi

Oleh
· 3 menit baca

BULA, KOMPAS — Sebanyak 115 warga Desa Tubir Masiwang, Kecamatan Teluk Waru, Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku, setuju untuk direlokasi. Itulah solusi terbaik bagi mereka agar tidak lagi terisolasi seperti saat ini."Setelah kami melakukan pendekatan dengan warga, mereka akhirnya mau untuk direlokasi di tempat yang lebih mudah untuk mendapat akses. Selanjutnya adalah pembebasan lahan dan pembangunan rumah," kata Camat Teluk Waru Tutiek Menyulu, Senin (25/9).Tutiek mengatakan, kemauan warga itu didasari atas kesadaran mereka akan pentingnya akses pendidikan, kesehatan, dan hidup lebih layak. Apabila bertahan di lokasi sekarang, mereka bakal sulit berkembang. Bahkan, banyak dari mereka sudah terlebih dahulu pindah ke tempat lain secara mandiri. Tempat relokasi yang dipilih adalah Desa Waru.Desa Tubir Masiwang berada di bagian timur Bula, ibu kota Kabupaten Seram Bagian Timur. Untuk mencapai desa itu menggunakan moda transportasi berganti. Diawali perjalanan darat sekitar 50 kilometer sampai Desa Waru, kemudian dilanjutkan dengan perahu motor bermesin 40 tenaga kuda (PK) selama dua jam. Tubir Masiwang dan Bula masih satu daratan, yakni di Pulau Seram.Jika laut pasang dan tidak bergelombang, perahu motor langsung merapat ke pesisir Desa Tubir Masiwang. Namun, jika surut, perjalanan dengan perahu motor dari Desa Waru sekitar 1,5 jam, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki lewat pesisir selama lebih kurang dua jam.Pekan lalu, Kompas hendak berangkat ke Waru, tetapi batal akibat gelombang tinggi. Dalam satu tahun, desa itu selalu terdampak gelombang tinggi selama sembilan bulan. Gelombang tinggi itu oleh warga disebut musim timur (bulan Mei hingga September) dan musim barat (Desember hingga Maret).Saat perjalanan melewati pesisir itu, lanjut Tutiek, warga harus menyeberangi sungai yang di dalamnya ada buaya. Pernah terjadi ada warga yang digigit buaya hingga tewas. Bahkan, ada korban yang hilang jejak. Karena itu, saat menyeberang harus ada pawang buaya. Hal itu membuat pegawai dari pemerintah kecamatan atau kabupaten tidak berani ke desa tersebut.Raja (Kepala Desa) Waru Ahmad Syarif menuturkan, pihaknya rela menyiapkan lahan bagi warga Tubir Masiwang. Tubir Masiwang merupakan pecahan dari Desa Waru. Tubir Masiwang resmi menjadi desa otonom pada 2010. "Mereka juga saudara kami. Mereka juga anak-anak kami. Kami akan bantu mereka," katanya.Bupati Seram Bagian Timur A Mukti Keliobas yang dikonfirmasi menyambut baik kemauan warga untuk direlokasi itu. "Kami akan bangun rumah untuk mereka. Rencana anggaran akan segera disusun," kata Mukti.Menurut dia, relokasi merupakan solusi yang paling mungkin. Pasalnya, akses warga lewat laut sangat bergantung pada cuaca perairan. Akses darat lebih sulit mengingat melewati banyak sungai dan rawa. Pemerintah kesulitan membuka akses jalan. Desa terdekatnya adalah Waru. Seperti yang diberitakan, puluhan desa di Kecamatan Tutuk Tolu, Kian Darat, dan Siritaun Wida Timur-semua desa di tiga kecamatan itu yang berjumlah 31 desa-masih terisolasi. Jalan yang ada sejauh 35 kilometer masih berupa tanah. Sungai-sungai pun belum terhubung dengan jembatan (Kompas 24/9).Di jalur itu terdapat banyak rawa dan kubangan di banyak titik. Dari 198 desa di Kabupeten Seram Bagian Timur, hampir separuhnya masih terisolasi. Warga berharap agar kondisi itu diperhatikan pemerintah. (FRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000