logo Kompas.id
NusantaraHujan Buatan di Kalteng
Iklan

Hujan Buatan di Kalteng

Oleh
· 4 menit baca

PALANGKARAYA, KOMPAS — Kebakaran lahan kembali terjadi di Kalimantan Tengah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Selasa (26/9), mendeteksi 64 titik api dan titik panas di 10 kabupaten. Pemerintah pun mulai mengupayakan hujan buatan menggunakan pesawat teknologi modifikasi cuaca.Berdasarkan data tim Satuan Tugas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Pengendalian Karhutla) Kalimantan Tengah, 10 kabupaten itu adalah Barito Selatan, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Utara, Katingan, Murung Raya, Gunung Mas, Palangkaraya, Seruyan, dan Kotawaringin Timur. Murung Raya menjadi daerah dengan titik api dan titik panas terbanyak dengan total 16 titik.Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran Kalteng Christian Rain mengatakan, jumlah 64 titik api dan titik panas itu adalah jumlah terbanyak selama 2017 dalam satu hari. Apalagi, titik api dan titik panas tersebut baru muncul pada siang dan sore hari."Pada pagi hari, satelit tidak menemukan satu titik panas sampai pukul 13.00. Memasuki pukul 14.00 dan sore mulai terpantau," kata Rain di Palangkaraya, Selasa.Rain menambahkan, pihaknya sudah mengirimkan satu helikopter sejak Selasa pagi ke wilayah terbakar.Selain helikopter, untuk pertama kalinya pada tahun 2017, tim Satgas Pengendalian Karhutla menggunakan pesawat teknologi modifikasi cuaca. Pesawat itu bisa terbang dengan ketinggian 10.000 kaki (3 kilometer) dan bertujuan menyemai awan. "Awan disemai agar cepat jenuh dan turun hujan lebih cepat untuk memadamkan api," ujarnya. Pada awal Agustus lalu, BMKG memprediksi musim kemarau akan terjadi mulai Agustus sampai September. Namun, cuaca di Kalteng terus berubah-ubah. Di Palangkaraya, meski mendung pada pagi hari, siang hari terasa panas dengan suhu 35-36 derajat celsius.Prakirawan BMKG Palangkaraya, Ika Priti Widiastuti, mengatakan, hampir seluruh wilayah di Kalteng sejak Selasa pagi hingga malam cerah berawan hingga hujan ringan. "Meskipun demikian, ada beberapa wilayah yang masih rawan kebakaran," katanya.Lahan gambutKebakaran juga muncul lagi di Kalimantan Barat beberapa hari ini. Berdasarkan laporan dari BMKG Bandar Udara Supadio, Pontianak, Senin hingga Selasa pagi terdapat 27 titik panas. Sumber titik panas diduga dari lahan gambut.Sebanyak 27 titik panas itu tersebar di tujuh kabupaten, yakni Mempawah (2), Sanggau (8), Ketapang (3), Sintang (6), Bengkayang (2) Landak (4), dan Kubu Raya (2). Titik panas di Kalbar pada Jumat hingga Sabtu pagi pekan lalu bahkan mencapai 150 lokasi. Sebaran terbanyak di Ketapang (49), Sintang (23), dan Melawi (43). Koordinator Daerah Operasi Manggala Agni Kalbar Sahat Irawan Manik, Selasa, di Pontianak, mengatakan, berdasarkan pemantauan tim Satgas Udara memang terdapat lahan terbakar di Kecamatan Terentang, Kubu Raya. "Namun, Satgas Darat tidak bisa mencapai wilayah itu karena sulit dijangkau. Satgas Udara yang akan menangani," kata Sahat. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kubu Raya Mochtar mengatakan, 10 desa di Terentang sebagian besar merupakan wilayah gambut sehingga rawan terbakar. Bahkan, kedalaman gambut di daerah itu mencapai 13 meter. Belum diketahui luas lahan yang terbakar. "Kami sudah membentuk masyarakat peduli api di daerah itu. Untuk penanganan darat sementara ini dilakukan kelompok masyarakat peduli api. Selain itu, Satgas Udara akan membantu. Pemadaman tidak bisa dilakukan dari darat karena harus menyeberangi sungai sehingga memerlukan waktu yang lama baru tiba di wilayah itu," tutur Mochtar. Ia mengatakan, Satgas Darat yang terdiri dari Manggala Agni dan BPBD Kubu Raya khusus menangani lahan gambut di sekitar Kota Pontianak dan Bandara Supadio. Kebakaran jangan sampai mengganggu penerbangan. "Wilayah gambut di Pontianak itu masih bisa dijangkau dengan jalur darat dalam waktu cepat," ujarnya. Pantauan Kompas, di Pontianak dan Kubu Raya, sampai sejauh ini titik panas belum menimbulkan kabut asap sehingga aktivitas warga dan penerbangan masih berjalan seperti biasa. Wilayah-wilayah rawan kebakaran pun masih dalam situasi yang bisa dikendalikan tim posko BPBD Kalbar.Kepala BPBD Kalbar TTA Nyarong mengatakan bahwa posko masih aktif. Pemantauan melalui udara terus dilakukan setiap hari. (ESA/IDO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000