PURWOKERTO, KOMPAS — Sebanyak 24 siswa SMP Negeri 3 Banyumas diduga keracunan makanan batagor, Kamis (28/9) pagi. Mereka mengalami mual dan muntah. Setelah diperiksa ke puskesmas setempat, mereka diperkenankan pulang dan tidak ada yang dirawat.
”Batagor yang dijual di kantin dicampur dengan talas. Mungkin ada yang alergi sehingga tenggorokannya gatal, lalu dilepeh (dikeluarkan dari mulut), dan ada yang muntah,” kata Kepala Kepolisian Sektor Banyumas Ajun Komisaris Samsuri, Kamis (28/9), saat dihubungi dari Purwokerto.
Para siswa itu adalah Agus Irlana, M Khusnul Ibad, Iqbal Rubi Listiono, Anjar Puja Pamungkas, Lukman Nurdianto, Titi Irmawati, Wahyu Nugroho, Briliant, Kevin Dwi Yulian, Shafila Dian Karina, Tosa Dwi Agus, Dicky Indra, Zianggi Natasyha D, Adit Priama W, Prasetyo N, Abid Julian R, Enggi Agustina, M Arsyad, Nisaul M, Nadia Puput Nofiana, Maylita Safira Virgiana, Fajar Ramadhani, G Chelsilia, dan Bagus Setiawan.
Samsuri menyampaikan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.15 saat para siswa istirahat dan membeli jajan di kantin sekolah. Siswa yang mengalami muntah kemudian diberi air kelapa muda dan dibawa ke puskesmas setempat.
Samsuri mengatakan, SP (51), pedagang batagor, dimintai keterangan dan barang bukti berupa sisa kecap sebanyak 2 botol, sisa sambal 1 toples, dan sisa batagor sebanyak 1 plastik diperiksa di laboratorium.
Dihubungi secara terpisah, Kepala SMP Negeri 3 Banyumas Edy Priyono menyampaikan, para siswa telah sehat, tidak ada yang dirawat inap, dan sudah kembali ke rumah masing-masing. Para siswa, kata Edy, juga menyatakan masih bisa mengikuti ujian tengah semester esok hari.
Menurut Edy, pedagang batagor di kantin itu sudah lama berjualan di lokasi tersebut, yaitu lebih dari 2 tahun. Sebagai langkah antisipasi agar peristiwa itu tidak terulang, Edy akan mengumpulkan para penjual di kantin. ”Besok semua penjual kantin akan dikumpulkan untuk saya beri penjelasan mengenai makanan yang disajikan dengan baik dan makanan yang sehat,” kata Edy.