Banyak Celah Penyelundupan Narkotika di Pesisir Timur Sumatera
Oleh
KRIS R MADA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Perbatasan laut menjadi salah satu celah penyelundupan narkotika ke Indonesia. Selain operasi laut, kerja sama antarnegara menjadi andalan untuk mengatasi penyelundupan itu.
”Dari Aceh sampai Kepulauan Riau terbentang perbatasan laut sepanjang 800 kilometer lebih. Laut sepanjang itu potensial dimanfaatkan penyelundup,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Inspektur Jenderal Sambudi Gusdian, Kamis (28/9), di Batam, Kepulauan Riau.
Dengan laut sepanjang itu, kapal dan perahu penyelundup bisa menyelinap, lalu mendarat secara ilegal di pesisir Indonesia. Modus itu menjadi salah satu cara penyelundup memasukkan obat terlarang tersebut. Mereka juga bertukar muatan di tengah laut, sampai menggunakan kurir yang melewati pelabuhan resmi. Bahkan, ada pula sindikat sampai menyewa kapal untuk mengangkut narkotika dalam jumlah besar.
Polisi juga menemukan modus baru dalam penyelundupan 12 ton obat dari India beberapa pekan lalu. Sebagian obat yang diketahui bahan baku PCC itu masuk ke Kepulauan Riau dengan memanfaatkan fasilitas kawasan pelabuhan dan perdagangan bebas Batam. Dari Batam, 12 ton serbuk obat itu diselundupkan ke Bintan dan tertangkap di sana.
Di Kepulauan Riau, modus paling sering memanfaatkan pekerja migran sebagai kurir. Modus lain dengan memindahkan narkotika selundupan ke beberapa kapal sebelum tiba ke Kepulauan Riau.
Menurut Sambudi, patroli laut oleh para penegak hukum bukan satu-satunya cara untuk memberantas penyelundupan itu. Polri antara lain mengandalkan kerja sama dengan otoritas Malaysia. ”Sejak lama Indonesia-Malaysia saling berbagi informasi tentang penanganan tindak kriminal,” katanya.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggandeng Jabatan Kastam Diraja Malaysia untuk membentuk satuan tugas pemberantasan narkotika. Satuan tugas itu dibentuk pada awal September 2017 sebagai turunan kerja sama operasi kedua lembaga selama 23 tahun terakhir. Pembentukan itu tidak lepas dari maraknya penyelundupan narkotika di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Indonesia dan Malaysia sama-sama punya banyak titik masuk ilegal. Lokasi-lokasi itu dimanfaatkan penyelundup untuk memasukkan narkotika dan aneka barang terlarang lain.