Menteri Budi Karya Sumadi Salurkan Bantuan bagi Pengungsi
Oleh
Maria Clara Wresti
·3 menit baca
KLUNGKUNG, KOMPAS — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Kamis (28/9) mengunjungi pos penampungan pengungsi korban bencana Gunung Agung di Lapangan Swecapura, Klungkung, Bali. Pada kesempatan ini, Menhub menyerahkan bantuan kepada pengungsi.
”Saya mewakili Kementerian Perhubungan menyampaikan rasa prihatin dan empati yang mendalam kepada para pengungsi korban erupsi Gunung Agung. Semoga kita mendapatkan jalan keluar yang terbaik dalam menghadapi bencana ini,” kata Menhub.
Bantuan yang diserahkan Budi kepada pengungsi, yaitu beras 20 ton, yang diserahkan pada pembukaan acara Transport Minister Meeting, 26 September 2017, dan 35 ton beras yang diserahkan secara langsung di posko pengungsian. Bantuan meliputi pula paket perlengkapan bayi, selimut, dan makanan tambahan, 1 tangki air bersih, serta 3 truk guna memobilisasi bantuan untuk para pengungsi.
Rincian bantuan itu ialah 35 ton beras berasal dari sumbangan Garuda Indonesia (3 ton), PT Angkasa Pura I (3 ton), PT Angkasa Pura II (3 ton), Perum LPPNPI/Airnav Indonesia (3 ton), PT Pelindo I (3 ton), PT Pelindo II (10 ton), dan PT Pelindo III (10 ton). Adapun paket perlengkapan bayi, selimut, dan makanan tambahan berasal dari sumbangan PT ASDP Indonesia Ferry, serta 1 tangki air bersih dan 3 truk dari Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI).
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Menhub kepada Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta. Total pengungsi saat ini 22.312 jiwa, termasuk 1.721 anak balita yang tersebar di 112 tempat pengungsian di Kabupaten Klungkung.
”Harapan saya, bantuan yang diserahkan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang tengah mendapatkan cobaan erupsi Gunung Agung,” kata Budi.
Ia menambahkan, untuk memfasilitasi mobilitas masyarakat dari dan ke area pengungsian, disediakan bantuan angkutan khusus pengungsi dari area penampungan sebanyak tiga bus. ”Untuk mobilitas pengungsi sudah kami sediakan tiga bus Damri,” ucap Budi.
Ia mengatakan, Kementerian Perhubungan telah menyiapkan skema evakuasi bagi 5000 penumpang pesawat udara yang terdampak apabila Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, dinyatakan ditutup akibat penyebaran debu vulkanik Gunung Agung. Diperkirakan dari 5.000 penumpang, 70 persen akan keluar dari Bali dan sisanya, 30 persen, merupakan penumpang yang berasal dari Bali.
Untuk itu, 10 bandara telah disiapkan untuk mengantisipasi erupsi Gunung Agung, yaitu di Jakarta, Makassar, Surabaya, Balikpapan, Solo, Ambon, Manado, Lombok Praya, Kupang, dan Banyuwangi. Kesepuluh bandara tersebut menjadi bandara alternatif bagi pesawat yang melayani rute penerbangan ke Bandara Ngurah Rai yang ditutup apabila terdampak debu vulkanik Gunung Agung. Kesepuluh bandara yang disiapkan adalah untuk alternatif pendaratan (divert) terhadap pesawat yang sudah terbang menuju Bali.
Pihak bandara dan moda transportasi angkutan darat dan penyeberangan telah berkoordinasi dengan unit-unit pengelola untuk mempersiapkan alternatif transportasi dalam rangka penanganan erupsi Gunung Agung. ”Kemenhub telah menyiapkan 100 bus untuk mobilisasi penumpang keluar Bali melalui Banyuwangi, Surabaya, dan Praya. Untuk penanganan penumpang selanjutnya, setelah tiba di Surabaya, Banyuwangi, dan Praya diserahkan kepada masing-masing maskapai penerbangan,” kata Menhub.
Sementara itu, Kepala Balai Transportasi Darat Agung Hartono, selaku koordinator penerima bantuan, mengatakan, bantuan tersebut akan dikirimkan secara bertahap mulai hari ini hingga 29 September.