logo Kompas.id
NusantaraMunculkan Potensi Wisata Lokal
Iklan

Munculkan Potensi Wisata Lokal

Oleh
· 2 menit baca

SOLO, KOMPAS — Kampung-kampung di Solo, Jawa Tengah, didorong memunculkan potensi wisata berbasis keunggulan lokal. Setiap kampung dinilai memiliki potensi seni dan budaya, kawasan dengan warisan bangunan kuno, serta potensi wisata lain yang bisa menarik minat wisatawan.Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, Solo tidak memiliki kekayaan alam berupa pantai ataupun pegunungan yang indah untuk menarik wisatawan. Karena itu, potensi seni budaya dan keunggulan lain yang ada di kampung-kampung harus digali dan dikembangkan menjadi daya tarik wisata. "Tidak perlu target harus dikunjungi wisatawan asing sekian orang. Lokal dulu. Yang penting bisa menggerakkan ekonomi warga kampung," kata Rudyatmo dalam diskusi "Penguatan Pariwisata Berbasis Kawasan" di Solo, Rabu (27/9). Diskusi dihadiri para lurah di Solo.Rudyatmo mengatakan, mulai awal 2018 setiap potensi wisata yang dimiliki kampung harus bisa dimunculkan ke publik. Pihaknya meminta Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Solo Eny Tyasni Susana yang sebelumnya menjabat Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Solo memimpin upaya itu. Menurut Rudyatmo, kampung-kampung memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata. Misalnya, sungai-sungai yang membelah kampung bisa dijadikan sebagai wisata air. Untuk mendukung pengembangan wisata air, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kini membenahi Kali Pepe. Kampung-kampung juga didorong menggelar kegiatan seni budaya, misalnya garebek dan kirab. Ada 51 kelurahan di Solo sehingga bisa bergiliran menggelar kegiatan seni dan budaya setiap minggu. Rudyatmo mengatakan, meski kegiatan kepariwisataan yang digelar sederhana, tetap bisa menciptakan efek ekonomi berganda bagi masyarakat. Pemkot Solo siap memberikan dukungan dana. Pihaknya minta kelompok-kelompok sadar wisata lebih aktif berperan mengangkat wisata kampung dan mendorong warga sadar wisata. Eny mengatakan, setiap kelurahan harus mulai memetakan potensi yang dimiliki. Dengan demikian, kampung-kampung bisa menciptakan destinasi wisata baru yang khas dan kreatif sehingga kegiatan yang digelar tidak seragam. "Destinasi baru tidak harus membangun yang baru, tetapi yang sudah ada dibenahi atau direnovasi dan diberi tambahan atraksi sehingga bisa menjadi daya tarik baru," katanya.Festival LaweyanUntuk meningkatkan kunjungan wisatawan di kampung batik Laweyan, digelar Festival Laweyan 2017 pada 24 September-2 Oktober. Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Laweyan, Permono Adi Prasetyo, mengatakan, Festival Laweyan diadakan untuk memperingati 13 tahun pencanangan wisata Kampung Batik Laweyan. Festival diisi antara lain kegiatan belajar membatik dan tawaran diskon produk batik di Laweyan. Hal ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan dan menopang kebangkitan batik laweyan. (RWN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000