logo Kompas.id
NusantaraBawang Merah 11 Ton Per Hektar
Iklan

Bawang Merah 11 Ton Per Hektar

Oleh
· 3 menit baca

BETUN, KOMPAS — Kabupaten Malaka bertekad menjadi sentra produksi bawang merah di Nusa Tenggara Timur. Produksi bawang merah saat ini 11 ton per hektar yang tersebar di tiga desa. Bawang merah segera diekspor ke Timor-Leste. Lahan potensial bawang merah 2.500 hektar.Kepala Dinas Pertanian, Hortikultura, dan Perkebunan Malaka Yustinus Nahak di Betun, ibu kota Malaka, dihubungi dari Kupang, Kamis (28/9), mengatakan, saat ini lahan pengembangan bawang merah mencapai 50 hektar dan tersebar di tiga desa, yakni Uma Toos, Favoe, dan Oan Mane, di Kecamatan Malaka Barat. Lahan potensial bawang merah di Malaka tersebar di empat kecamatan, yakni Kobalima, Malaka Tengah, Malaka Barat, dan Wewiku."Saat ini, bawang merah dikembangkan di tiga desa di Kecamatan Malaka Barat. Produksinya 11 ton per hektar, sedangkan di Brebes, Jawa Tengah, hanya 7-8 ton per hektar. Jumlah 50 hektar itu menghasilkan 550 ton bawang merah, 500 ton siap diekspor ke Timor-Leste dan 50 ton lainnya untuk kebutuhan di NTT," kata Nahak.Produksi bawang merah di Malaka sangat menjanjikan. Karena itu, pemerintah daerah sepakat fokus mengembangkan bawang merah di empat kecamatan dengan luas 2.500 hektar untuk melayani kebutuhan di NTT dan ekspor ke Timor-Leste.Keunggulan lahan di empat kecamatan itu adalah sebagian besar kawasan berupa delta dengan endapan humus yang subur dari Gunung Mutis selama musim hujan. Banjir di Malaka di satu sisi jadi petaka pada musim hujan, tetapi juga membawa berkat selama musim kemarau. Kondisi tanah tetap lembab sehingga petani bisa tanam tiga kali dalam satu tahun untuk hortikultura, termasuk bawang merah.Kelompok taniBudidaya bawang merah itu dilakukan di lahan pertanian warga di bawah bimbingan tenaga penyuluh pertanian setempat. Saat ini, delapan kelompok tani terlibat dalam budidaya bawang di tiga desa di satu kecamatan. Pemda membentuk sekitar 60 kelompok tani yang fokus pada budidaya bawang merah."Produksi bawang pada periode kedua ini sesuai rencana akan diekspor ke Timor-Leste. Periode pertama dijual ke Betun, Kupang, Atambua, Kefamenanu, dan Soe. Usia produksi bawang merah 60-80 hari. Dalam satu tahun tiga kali produksi," ujar Nahak. Mengenai keberlanjutan ekspor ke Timor-Leste, ia mengatakan, hal itu tergantung dari harga yang disepakati dengan Timor-Leste. Harga bawang di Kupang dan sekitarnya sejauh ini mencapai Rp 20.000 per kilogram. Jika Timor-Leste bersedia membeli dengan harga lebih dari Rp 20.000 per kg, kerja sama perdagangan bisa dilanjutkan.Secara keseluruhan, potensi tanaman hortikultura di empat kecamatan itu seluas 10.000 hektar. Namun, sebagian kawasan selama musim kemarau selalu ditanami jagung, wortel, kentang, dan sayur-sayuran lain.Ansel Seran (43), petani bawang merah asal Desa Umatoos, Kecamatan Malaka Barat, meminta pemerintah memperhatikan harga di tingkat petani. Bawang merah di pasar lokal, seperti Betun, saat ini dihargai Rp 20.000 per kg.Ansel memiliki 20 ton bawang merah dan sudah dibeli pengusaha setempat dengan harga Rp 20.000 per kg. Menurut rencana, bawang itu diekspor ke Timor-Leste. "Saya dengar harga bawang yang disepakati Pemerintah RI dan Timor-Leste hanya Rp 15.000 per kg. Mereka akan meluncurkan ekspor perdana pada 10 Oktober di Betun oleh Menteri Pertanian RI dan Menteri Pertanian Timor-Leste. Itu urusan pemerintah. Yang terpenting bagi kami adalah harga di tingkat petani tetap Rp 20.000 per kg. Kalau petani jual dengan harga Rp 15.000 per kg, kami rugi," tutur Ansel. (KOR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000