logo Kompas.id
Nusantara1.300 Warga Mengungsi
Iklan

1.300 Warga Mengungsi

Oleh
· 3 menit baca

CIANJUR, KOMPAS — Lebih dari 800 rumah di Desa Waringinsari, Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terancam oleh gerakan tanah. Akibatnya, sekitar 1.300 warga mengungsi. Gerakan tanah berpotensi meluas, karena hujan deras masih mengguyur kawasan itu hingga Senin (2/10) malam. "Warga yang rumahnya tidak retak tetap disarankan mengungsi. Gerakan tanah berpotensi meluas akibat hujan yang terus turun," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Suparman.Pengamatan Kompas, Minggu (1/10) malam, warga masih hilir mudik mengangkat barang-barang menggunakan sepeda motor dan berjalan kaki. Mereka mengungsi ke sejumlah lokasi, di antaranya rumah kerabat, gedung sekolah, dan rumah ibadah.Gerakan tanah membuat jalan utama di desa itu ambles hingga satu meter. Akibatnya, jalan desa itu tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.Menurut Asep, gerakan tanah disebabkan hujan yang mengguyur kawasan itu sepekan terakhir. Akibatnya, tanah yang awalnya kering selama berbulan-bulan menjadi rentan gerakan tanah karena ada resapan air dalam jumlah besar. "Musim kemarau membuat banyak rekahan di permukiman yang berbukit. Saat hujan turun, air mengalir menutup rekahan sehingga tanah rawan bergeser," kata Asep.Sejumlah petugas BPBD membantu warga mengungsi. Mereka juga mengingatkan warga, terutama yang tinggal di dekat tebing, untuk lebih waspada.Asep mengatakan, sesuai dengan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, saat ini Cianjur memasuki peralihan musim dari kemarau ke hujan. Kondisi ini membuat cuaca ekstrem, seperti hujan deras sering terjadi sehingga memicu gerakan tanah."Di desa dan kecamatan lain juga ada potensi gerakan tanah. Apalagi, jika permukiman warga terletak di perbukitan yang sebelumnya pernah terjadi bencana serupa," kata Asep.Suhendar, warga RW 001, Waringinsari, mengatakan, desanya sering diguyur hujan dalam sepekan terakhir. Bahkan, pada Sabtu sore hingga Minggu dini hari, hujan deras mengguyur selama lebih dari delapan jam. Rekahan akibat gerakan tanah mulai terlihat di rumah warga, Sabtu sore. Rekahan lalu meluas ke rumah lain, dan menyebabkan jalan ambles.Maman (27), warga lainnya, mengatakan, sebagian warga hanya mengungsi saat malam hari. Warga tetap beraktivitas di rumah saat siang.Daerah rawanKepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Agus Budianto menjelaskan, Desa Waringinsari termasuk dalam daerah dengan potensi pergerakan tinggi. Daerah itu diberi warna merah keungu-unguan, yang berarti potensi pergerakan tinggi di peta wilayah terjadinya gerakan tanah yang dirilis Badan Geologi, Oktober ini."Daerah rawan pergerakan tanah itu artinya rawa longsor, tanah retak, tanah ambles, dan ancaman bahaya bencana yang diakibatkan oleh pergerakan tanah itu sendiri," ujar Agus, Senin.Di Bandung, warga di bantaran Sungai Citarum di daerah langganan banjir, bersiap-siap menghadapi banjir musim hujan. Beberapa warga menyiagakan perahu, mengantisipasi datangnya banjir rutin saat musim hujan. Dari Pekanbaru, Riau, dilaporkan, Sungai Nilo yang membelah kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui, Pelalawan, Riau, kembali meluap kedua kalinya tahun ini. Jalan menuju desa dari arah Pangkalan Kerinci, ibu kota Kabupaten Pelalawan, terputus akibat genangan air yang mencapai 60-80 sentimeter. "Air memutus jalan, dan beberapa rumah penduduk terendam," kata Hadi Penandio, Kepala BPBD Pelalawan, saat dihubungi, Senin.Menurut Hadi, sampai Senin kemarin, tiga daerah, yaitu Kecamatan Pangkalan Kuras, Ukui, dan Pelalawan, masih terdampak banjir akibat luapan Sungai Bunut, Manau, dan Kepojan. Adapun, banjir di Pangkalan Kuras dan Pelalawan mulai surut. (TAM/BKY/SAH)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000