LASEM, KOMPAS — Geliat perekonomian dari usaha melestarikan batik klasik Lasem, Rembang, Jawa Tengah, terus bergairah. Saat ini batik Lasem tengah naik daun seiring respons pasar atas sejumlah motif batik Lasem, khususnya motif China yang sedang digandrungi konsumen.
Menurut pembatik Lasem di sentra kampung batik Lasem, Mucshin (52), Rabu (4/10), batik klasik dengan motif China, seperti batik motif naga, burung hong, tiga negeri, dan batik motif Dewi Xi Mang Mu (Dewi Mang Ji Ji Mu) laris manis di pasaran.
”Batik Lasem masih mampu bertahan sebagai batik tulis, yang pembatiknya tidak memproduksi batik printing (cap). Dengan menekuni batik tulis bukannya tanpa risiko karena rata rata asumsi di masyarakat mahal di harga, padahal tiap pembatik menyiapkan batik dengan harga termurah Rp 150.000 per potong,” ujarnya.
Ketua Klaster Batik Lasem Rembang Santoso Hartono mengemukakan, dirinya baru pulang dari pameran batik di Jakarta. Di pameran, batik motif China laris terjual, terutama motif liong dan burung phoenix (hong). Sementara harga batik itu paling murah Rp 1,3 juta per potong. Bahkan, kain batik dengam motif Dewi Xi Mang Mu naik burung phoenix di atas pohon persik bisa laku Rp 5 juta per potong.
Santoso yang juga menjadi pembina klaster batik yang berdiri sejak 2006 menambahkan, kini di Lasem jumlah pembatik yang terus berkarya mencapai 65 pembatik skala kecil, menengah, dan skala besar. Jumlah itu yang aktif tercatat di klaster. Di luar itu masih ada puluhan batik yang mandiri.
Omzet tiap pembatik berada di kisaran Rp 1 juta hingga Rp 20 juta per hari.
Hal yang menggembirakan, berkat ketekunan pembatik di Lasem, Pemerintah Kabupaten Rembang pun juga turut meningkatkan omzet penjualan batik Lasem. Di samping para pejabatnya menjadikan batik Lasem sebagai batik favorit, tahun ini Pemkab Rembang juga memesan batik Lasem untuk seragam aparatur sipil negara dengan total pesanan mencapai lebih dari 7.500 potong.
”Pembatik yang tergabung di klaster batik tentu berterima kasih atas kepedulian Pemkab Rembang itu. Kami siap memenuhi order besar itu dengan batik khas Lasem berkualitas dan halus. Semua batik Lasem menggunaan pewarna alami, yang awet warnanya dan ramah lingkungan,” kata Om San, panggilan akrab Santoso, yang juga pemilik usaha batik Pusaka Beruang di Lasem.
Om San berharap, untuk memacu kelangsungan usaha perajin batik Lasem skala menengah ke bawah, dia minta pemerintah supaya lebih sering menggelar pameran baik di tingkat nasional dan regional.
Pameran merupakan ajang penting bagi perajin batik untuk promosi sekaligus memperluas jaringan pasar batik buatannya. Pameran batik bisa diikuti secara kolektif ataupun perorangan.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.